Blogroll

Kamis, 13 Maret 2014

Berdiri di Bawah Payung Teduh, Kita Berlayar Sembari Perbaiki Diri



Inilah keluarga, bukan sarang laba laba. Ya keluarga yang selalu kurindukan, serindu aku merindukan taman surga. Inilah keluarga, tak sekedar tempat berkumpul dan bercanda. Tetapi tempat untuk mencurahkan isi hati, tempat berbagi inspirasi. Tempat merubahmu menuju jannah sejati. Ia akan ada, dan tetap ada dilubuk hatimu. Walau kau jauh, walau kau entah dimana. Tetapi perasaan indahnya ukhuwah itu akan tetap ada. Sampai kau dewasa nanti, tak peduli rambutmu beruban atau kulitmu menjadi keriput. Keluarga ini akan tetap terkenang dalam hatimu. Inilah tempat itu, yang katanya tempat berteduh. Yang katanya tempat memperbaiki diri. Benar, Memang benar, disini sejuk. Disini adhem, bahkan bisa saja menjadi dingin. Disini memang ada terik, namun perlu engkau ingat kawan, terik disini ternyata tidaklah sepanas yang kau bayangkan. Ketika mulai panas, maka orang orangnya akan selalu ingat Al-Qur’an dan membacanya, maka jadilah ia sejuk, dan damai. Maka jadilah Al-Qur’an itu sebagai petunjuknya yang setiap hari orang orangnya semangat membaca dan mengkajinya. Jangan heran jika orang orang disini jarang mengeluarkan kata kata kasar pada sahabat sahabatnya. kenapa? Ya, karena disini di ajarkan hal yang baik baik. Disini di ajarkan bagaimana caranya bertutur yang baik. Itulah ajaran Islam yang syamil, semua bisa kita peroleh disini, di rumah cinta ini. Engkau sudah mulai memahami sekarang? Di agenda kita kemarin itu? rasakanlah bahwa Firman Tuhan itu benar. Firman Tuhan itu membuktikan pada kita bahwa ukhuwah itu terlalu indah untuk tidak kita jaga bersama.

Simpul Keimanan
 “Dan Dia  (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan  semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh Dia maha Perkasa, Maha bijaksana.” Q.S Al-Anfal ayat 66
Ya benar sekali bahwa yang mempersatukan kita disini bukanlah karena kelembagaan, bukanlah ajakan para pendahulu kita. Tapi simpul keimanan inilah yang akhirnya menyatukan hati hati kita.  Untuk membersihkan diri kembali menjadi muslim yang baik. Atas nama Cinta dan perbaikan, sungguh sore Up Grading kemaren diwarnai dengan pelangi ukhuwah yang bersinar terang di atas rumah nan sejuk ini. Memandang kalian penuh rasa bahagia mengharu biru,  ternyata saudaraku yang membersamaiku dalam langkah ini semakin banyak.  ternyata Qur’an surat An-Nasr itu tidak berbohong, dan Allah membuktikan FirmanNya dalam surat ini. Bahwa aku telah menyaksikan manusia berbondong bondong memasuki agama Allah, artinya pejuang untuk menegakkan kalimat Allah semakin bertambah. Ya Rabb, Engkau memang maha perkasa lagi maha bijaksana, Engkau tahu bahwa saat ini kita butuh benih yang siap bekerja dan bertumbuh untuk mencari benih selanjutnya. Untuk menyemai kebaikan di kampus kita. Ya Rabb, jagalah Kami selalu dalam lingkaran CintaMu. Kami tahu kami manusia biasa yang juga sering melakukan kesalahan kesalahan. Maka jagalah hati kami selalu dalam mahabahMu ya Rabb. Maka kami selalu berdo’a “Yaa Muqollibal qulub tsabit qolbi ‘alad dinika wa ‘ala tho’atika”. “Wahai Zat yang membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu dan atas ketaatan kepada-Mu”
Inilah do’a yang harus kita baca setiap saatnya. Agar kita merasa tenang dan aman. Agar kita selalu didekatkan denganNya. InsyaAllah Allah akan mengabulkan do’a setiap orang orang yang dekat denganNya. Jangan ragu dan takut saudaraku. Kami ada selalu untukmu. Kami akan bersama berusaha membimbingmu menjadi insan yang lebih baik. Disinilah tempatmu untuk meningkatkan kapasitasmu sebagai seorang muslim yang tangguh. Mempersiapkan bekal untuk masa depanmu, bahwa kau perlu pedoman untuk hidup di masyarakat nanti. Kau perlu jalan yang benar untuk kau tapakki menuju Rumah yang benar benar Rumah. Kita akan menciptakan Cinta, yang tak pernah kau temui sebelumnya saudaraku. Di Rumah Generasi Cinta Al-Huda ini.
Sekilas perjalanan Up-Grading kemarin cukup membelajarkan kepada kita bahwa perjalanan ini memang berat. Yang menempuh jalan ini begitu sedikit. Orang orangnya tidak banyak sebanyak penonton hiburan panggung music. Jalannya terjal. Banyak rintangan dan hambatan di setiap langkahnya. Ada duri yang siap menusuk kakimu, ada kerikil tajam yang siap mengganggu langkah kakimu. Oh tidaaaakkkk, berat yaaa? Berat Kan?Benar, berat sekali saudaraku. Tetapi apakah kita tidak tergiur dengan tawaran Allah akan Surga’nya yang dibawahnya mengalir sungai sungai? Akan pahalanya yang begitu besar. Allah menjanjikan balasan yang tak ternilai harganya bagi orang orang muslim yang berjuang dijalannya dengan sabar dan ikhlas. Mari bersama membuka Al-Qur’an surat Muhammad ayat 7. Disana tercatat jelas bahwa “barang siapa menolong agama Allah niscaya Allah akan menologmu”. Allah akan menolong segala permasalahanmu, jangan anggap bahwa masalah masalah kita tak ada solusinya. Bukankah Allah telah meringankan beban beban kita, dan percayalah bersama kesulitan pasti ada Kemudahan yang selalu hadir pada diri kita. InsyaAllah do’a orang yang selalu senantiasa mengingat Allah baik ketika duduk, berdiri, ataupun berbaring akan cepat di kabulkan olehNya.
Jangan takut akan berubah menjadi baik, lupakanlah masa lalumu yang sekiranya menurutmu buruk bagimu. Jika kita berniat untuk benar benar berubah, maka mustahil bagi Allah untuk tidak mengabulkannya. Biarlah, cukuplah Allah yang menjadi tujuan utama kita, niat kita disetiap perbuatan kita, dan kerja kerja kita.
ebuah ukhuwah itu terasa nikmat dengan simpul keimanan yang menyatu, maka 3 hal utama dalam diri seorang muslim tidaklah boleh ditinggalkan. Ketika beberapa bulan kedepan kita akan bekerja keras melakukan perbaikan di kampus kita, maka untuk menyempurnakan itu semua kita butuh sebuah dasar untuk bergerak dan kekuatan langit untuk menguatkan langkah langkah kita. Maka Ruhiyah, Fikriyah, dan Jasadiyah kita harus seimbang satu sama lain, itulah yang membedakan kerja Lembaga Dakwah Kampus dengan lembaga lainnya.

Ruang Ruhiyah
Ketika Al-Qur’an menjadi pedoman hidup, maka yang harus di lakukan seorang muslim disetiap harinya adalah membaca dan mengamalkannya. Ketika belum bisa membaca, maka pelajarilah. Ingat surat pertama yang Allah turunkan pada Rasulullah di gua hira kala itu, “Bacalah” maka ketika itu Nabi menjawab aku tak bisa membaca, maka kemudian malaikat Jibril membacakannya surat Al-Alaq tersebut. Nabi kemudian pulang dan menceritakan kejadian tersebut pada istrinya Khaidijah. Maka hadijah kemudian menyelimutinya dan kemudian Allah kembali menurunkan surat Al-Mudassir lewat malaikat Jibril. “Wahai orang orang yang berselimut, bangunlah dan beri peringatan”. Maka pada saat itu nabi sadar akan amanah yang begitu berat di embannya, lantas beliau segera bangun dan memulai perjalanan dakwahnya.
                Perintah Allah, Baca. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Setiap manusia diwajibkan untuk membaca, setiap muslim diwajibkan untuk membaca dengan nama TuhanNya. Dengan nama Allah. Kembali pada ruang ruhiyah kita. Dengan kewajiban membaca Al-Qur’an bagi setiap hambaNya, maka setiap muslim diwajibkan untuk bisa membaca. Langkah apa yang harus di lakukan untuk bisa, mempelajari. Pelajari cara membacanya,. Membaca Al-Qur’an ada aturan khusus, ada tata caranya. Maka ketika engkau belum bisa, pelajarilah tatacaranya agar kau selamat dunia Akhirat.
                Al-Qur’an bukanlah sebuah catatan usang yang kita bosan membacanya, atau kita letakkan diatas lemari kita sehingga berselimut debu. Ia adalah pedoman, bagi siapa saja yang mau membaca dan memperlajarinya. Ia adalah petunjuk untuk kita agar kita punya jalan menuju Jannah. Ia adalah sahabat terbaik kita dikala kita tak punya teman bercerita lagi, sambil meneteskan air mata tumpah ruah bermunajat pada Allah dan ceritakan segala keresahan dalam hatimu padaNya, insya Allah hatimu akan tenang. Setenang padi padi hijau di ladang petani, setenang cuaca gunung yang sejuk indah nan menentramkan. Setenang kita memandangi sunset di barat khatulistiwa. Indah sekali ketika Al-Qur’an selalu kita pegang erat kehadirannya. Ia yang akan menjadi penolong kita dikala kita sudah tertidur menunggu hari akhir di ruang sempit, gelap, sendiri, sepi, taka ada kawan lain. Ia akan menerangi kita di kubur kelak. Bacalah, pelajarilah dan ajarkanlah.
                Ruang Ruhiyah adalah kekuatan langit bagi tiap tiap aktivis dakwah sebagai ruang amal sekaligus ruang menenangkan diri. Jangan kita siksa diri kita dengan tidak pernah membacanya, bahkan tidak mengkajinya. Kekuatan ruhiyah inilah yang akan membedakan kita dengan kerja lembaga lain, bahwa aktivitas ruhiyah diwajibkan untuk selalu ada dalam tiap ruh aktivisnya. Aktivitas Ruhiyah bukan hanya sebatas sekedar membaca Al-Qur’an saja. Tetapi dengan menghidupkan sholat sholat wajib dan sunah, amalan sekedah. Dan masih banyak lagi. Ketika sholat sunnah maka inilah yang menjadikan setiap aktivis bisa tenang dalam setiap sujudnya. Ia ingin selalu dekat dengan yang Maha Kuasa. Ia menjadikan sholat Dhuhanya sebagai sedekah tiap pagi, dan sarana memohon agar diberi kenikmatan Rizki dan sehat. Ia menjadikan sholat tahajudnya sebagai sarana meminta pertolongan dalam ruang kesendirian, sarana bercengkerama dengan Allah. Bahwa dengan menghidupkan sholat ini, kita akan terbiasa disiplin dengan waktu. Sudahkah kita menghidupi ruhiyah kita sehari hari?

                Ruang Fikriyah/Fikroh
Seorang muslim ketika melakukan amal amalannya, ia butuh sebuah dasar dalam bergerak melakukan kerja amalnya. Ia butuh sebuah kepahaman dalam bertindak sesuai apa yang dikerjakannya. Ia butuh ruang berpikir dan mengkaji sebuah ilmu apa apa yang seharusnya menjadi keutamaan seorang muslim. Maka setiap diri aktivis perlu sebuah tempat khusus untuk meningkatkan kepahaman para aktivis ini dibidang keilmuan. Kita perlu sering sering berdiskusi dan mengikuti atau mendengarkan kajian kajian para ustad. Ketika berdiskusi, maka sebenarnya itu adalah sarana yang baik untuk membelajarkan kita dalam aspek berbicara. Satu orang menyampaikan sebuah topic, kemudian anggota diskusi menanggapi. Nah ini yang sekarang perlu kita benahi bersama dalam lingkup lembaga dakwah kampus yang sepertinya semakin berkurang. Ketika mengikuti kajian, maka ini adalah sarana wajib bagi setiap anggota lembaga dakwah untuk sarana memperbaiki diri dibidang ilmu agama. Ada banyak alasan anggota LDK yang masuk ke dalam lembaga ini dengan niat untuk memperbaiki diri dalam hal kepahaman ilmu agamanya. Maka mari bersama bergandengan tangan mengkaji dan belajar ilmu agama yang saat ini sudah banyak diadakan di kampus kampus. Bahkan gratis, tak berbayar sedikitpun. Ketika setiap hari kita menyediakan waktu kurang lebih setengah jam untuk berdiskusi, 1 jam untuk membaca, atau 1 jam untuk mengikuti kajian, insyaAllah setahun kedepan kepahaman kita akan ilmu agama akan bertambah pesat. Untuk menambah fikroh kita sendiri banyak sarana yang bisa digunakan, misalkan membaca buku, atau membaca artikel di internet lewat laptop atau gadget. Atau mendengarkan ceramah ceramah di radio setiap habis sholat subuh, dan masih banyak lagi.
                Oleh karena itu, semakin ruang ruang diskusi itu kita jalankan demi kemajuan kita bersama dalam hal fikroh, maka yakinlah bahwa ketika ada orang lain yang ingin menggoncangkan iman kita lewat debat logika, insyaAllah kita bisa membalikkan keadaan. Sekarang ini banyak orang orang liberal, sekuler, bahkan tak berTuhan mengartikan ayat ayat semau mereka sendiri dan berpikir atas dasar logika mereka sendiri, maka dari itu untuk membentengi itu semua kita perlu mengasah otak kita dari segi ilmu dan pemikiran. Agar nantinya nilai nilai islam itu sendiri bisa kita ajarkan kepada sahabat sahabat kita disekitar kita.

                Ruang Jasadiyah
Jika kita kembali membaca mengenai 10 kepribadian muslim yang baik, maka di nomor 5 akan kita temukan bahwa seorang muslim yang baik adalah juga seorang muslim yang memiliki jasmani yang kuat. Artinya ia mampu bekerja masksimal dalam tugas tugasnya, ia mampu bertahan dari penyakit. Perlu kita ketahui bersama bahwa kebanyakan penyakit para aktivis adalah penyakit tipus. Penyebab penyakit ini karena telatnya makan. Mungkin karena aktivis terlalu sibuk menggarap kerjaanya, sehingga lupa akan jadwal makannya dan kemudian akhirnya sakit. Maka perlu suplay makanan sehat untuk menunjang jasadiyah para aktivis terutama di lembaga dakwah kampus. Bahkan untuk telat makanpun, seharusnya kita jauh dari itu. Maka ruang jasadiyah kembali menjadi tameng utama dalam gerak nyata kerja kita.
                Dengan sarana olahraga atau olah tubuh setiap hari. Kesehatan bisa dengan mudah kita dapatkan. Karena memang akhir akhir ini banyak para aktivis yang kurang berolah raga, akhirnya banyak yang sakit pula. Termasuk saya sendiri. Oleh karena itu, diharapkan di tahun ini kita kembali meningkatkan kegiatan internal kita dengan memerbanyak olah raga agar tubuh menjadi sehat. Ketiga hal itu adalah kekuatan yang harus kita miliki bersama untuk kemajuan dakwah islam di kampus kita.

                “Persiapkan bekal perjalanan, kita akan berlayar ke arah kiblat. Kita akan bersama mencoba menjadi air Zam Zam bagi orang orang digurun. Dengan Cinta kita bekerja, menuju peradaban kampus yang islami dan bersiap mencetak generasi muda Rabbani”

Subhan Abrori
Yogyakarta, 12 maret 2014





                

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More