Menulislah maka kau akan dikenal
oleh zaman. Menulislah maka kau akan terkenang dan menyejarah. Menulislah
dikala apapun keadaanmu baik sedih susah senang ataupun gembira. Menulislah
agar semua tujuanmu menulis tercapai. Menulislah untuk hidupmu, saat tertidur
maupun kau terjaga. Sehat bisa saja datang saat kau sakit. Sakit bisa saja
datang saat kau sehat. Takdir itu bukan kita yang punya, tetapi Tuhan yang
membuat takdir. Apalah daya kita memikirkan takdir, karena kita mahluk
terbatas. Menulislah dan terbanglah. Karena disaat kau menulis, kau bisa saja
menyeberangi sungai nil, kau bisa saja menyinggahi kota london, bahkan bisa
berkeliling dunia. Terbanglah dengan tulisanmu, karena menulis itu bermimpi.
Dan bermimpilah dengan menulis, maka mimpimu akan terkenang dan menyejarah.
Ketika semua orang hanya memikirkan diri sendiri, ketika semua orang tertidur
memeluk malam dengan suara dengkurnya, ketika mahluk tak kasat mata mulai
bekerja menggoda manusia. Maka terlihat sesosok anak manusia sedang memainkan
jari jemarinya dengan gerakan yang beraturan seperti tarian yang sedang
diiringi dengan alat musik rebana, gong, gitar, drum, yang kemudian dipadukan
bak musik blues yang dimainkan diatas panggung. Dalam keadaan yang sangat
bersemangat malam itu. Dia mulai berfikir dan bermimpi dalam tulisannya.
Angin melakukan kerjanya seperti biasa didaerah yang cukup dingin. Dengan
keadaan cuaca malam yang cukup cerah ditambah semakin keatasnya jarum jam yang
ada di dinding rumah. Waktu menunjukan pukul 00.00 WIB. Dengan angka yang
seperti itu maka bisa dipastikan keadaan diluar rumah sepi nyenyat, tak ada
gerak manusia, tak ada gerak hewan, yang ada hanya gerak daun, ranting yang
digerakkan oleh dewa bayu (sebutan angin versi wayang). Ataupun kicauan burung
hantu yang menambah merinding dan menggilnya tubuh kurus berbobot 45 kilo gram
dan tinggi 163 cm. Udara saat itu sejuk ketika Masuk mealui celah celah pintu
atau biasa kita sebut ventilasi dan mengumpul disekitar ruang tamu sebelah
selatan ruang dapur dan ruang keluarga. Kata orang, jika didalam rumah terasa
adanya angin yang membuat bulu kuduk sedikit tegak, maka disekitar atau didalam
rumah itu pula ada sesosok mahluk halus yang mengintai penghuni rumah itu.
Sebelum tidur ibuku berpesan,
“nak, jangan lembur terlalu malam. Itu tidak baik bagi
tubuhmu, apalagi sekarang kau baru tertular virus dari bapak dan adikmu”
saya hanya menganggukan kepala tanda menaati pesannya dan
sedikit menjawab
“nggeh bu, nanti kalo kerjaan dah selesai, saya baru tidur”
Ibuku adalah seorang yang selalu mengingatkan anak anaknya ketika hendak tidur.
Bukan hanya hendak tidur, tetapi kapanpun saat sedang bersama anak anaknya.
Karena ibuku takut jika anaknya melakukan kesalah kesalah kecil dalam hidupnya,
dan itu memang bisa berpengaruh ke masa remaja maupun dewasanya. Seorang yang
sudah cukup tua jika dibanding dengan tetangga tetangganya. Seorang malaikat
bagi anak anaknya yang semuanya sudah memasuki fase remaja dan dewasa. Walapun
anak anaknya sudah cukup dewasa, tapi beliau tidak membeda bedakan kasih sayang
yang beliau berikan pada kami. Jika kami semua ngumpul dirumah, maka ibu
terlihat bahagia. Dan sedih ketika kami mulai berpencar lagi.
Keluarga kami boleh dikatan keluarga besar dengan memiliki 5 orang anak. 2 anak
laki laki, dan 3 anak perempuan. Dengan kelahiran yang bervariasi, selang
seling. Pertama anak perempuan, kedua laki laki, begitu seterusnya sampai anak
ke lima. Dan aku menempati posisi sebagai anak ke-4. Jika kami semua kumpul
dirumah, keadaan rumah pun berbalik drastis. Yang tadinya sepi Cuma ada bapak,
ibu, dan adik, kini seperti dipinggiran pasar saat orang orang berjualan.
Ramai dan damai serasa, karena orang orang rumah memang terkenal crewet crewet,
uniknya adalah umur kami yang sudah menunjukan kedewasaan sering tidak pas
dengan tingkah laku kami yang kekanak kanakan. Mungkin lebih tepatnya dikatan
aneh bukan unik.
****
Denting jarum jam beradu dengan suara bunyi tombol keyboard yang sedang aku
mainkan. Saking senangnya belajar menulis kata kata dan mencari kumpulan cerpen
di mbah google, tak terasa manusia ini duduk sudah 4 jam didepan layar
laptopnya. Dari mulai jam 9 hingga jam 1 malam. Tak apalah demi mencari ilmu,
gunung kan kudaki, samudera kan kuseberangi, lautan kan kuselami, dan waktu
akan ku lewati. Begitu kata penyair dibuku yang tadi siang barusan ku baca.
Perlu kita ingat bahwasanya waktu memang begitu penting, sehari yang kita lalui
adalah hidup kita satu hari yang lalu ditambah minus tahun kebelakang sampai
waktu kelahiran. Sering kali waktu yang menjadi sahabat kita didunia, sering
kali kita gunakan untuk kesia siaan belaka, bahkan untuk bermaksiat dan berfoya
foya. Astagfirullah, aku memang manusia yang tak tau diuntung. Sudah diberi waktu
sedemikian panjang, tetapi sering kali kubuat untuk tidur tiduran, malas
malasan, bahkan kemaksiatan. Ampuni aku ya Rabb.
Jam 1 berlalu, dengan hasil beberapa referensi cerpen dari teman teman yang
biasa nulis di blog, ataupun catatan catatan kecilku untuk pembelajarn
penambahan kosa kata untuk menulis. Malam ini memang begitu terasa semangat
untuk belajar menulisnya. Karena mungkin sudah lama jari jemari ini tak bekerja
sama dengan otak untuk mentransformasikan hasil pemikiran di otak ke layar
laptop. Sejatinya aku suka menulis sejak SMA, tetapi tulisan tulisan yang aku
tulis kebanyakaan tak berbobot. Bahkan aneh mungkin, ditambah lagi semua
tulisan yang telah saya buat tidak saya simpan. Tetapi tersebar samapai
sekarang entah kemana. Selain menulis untuk diri sendiri, tulisan tulisan
yang saya buat hanya sekedar untuk mengerjakan tugas dari guru. Pun saat
dibangku perkuliahan menulis hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban sebagai
mahasiswa dikelas, jika diberi tugas oleh dosen. Tapi yang saya banggakan
adalah ugas yang saya kerjakan jarang yang copy paste dari internet, eh jarang
ya. Berarti pernah. Hehe
Pemandangan hitam diluar rumah kian terlihat, ditambah sepi dengan angin yang
sudah berhenti. Cahaya lampu diluar rumah sedikit mengurangi seramnya bagian
depan rumahku. Aku beranjak dari tempatku duduk. Sedikit menggerak
gerakan tubuh untuk sekedar mengurangi rasa pegal karena duduk berjam jam.
Jarang aku duduk berjam jam seperti ini di depan laptop. Apalagi untuk sekedar
belajar menulis. Biasanya 5 jam duduk didepan laptop aku gunakan untuk berlatih
dan mengasah kemampuan agar tak tumpul. Menggores nggores pen tablet yang aku
beli dari kakak angkatanku yang sejurusan dengan ku. Dengan seringnya berlatih,
alhamdulillah saat ini sudah terbiasa, jadi hasilnya juga lumayan bagus. Yah,
seni rupa jurusan yang sedang ku geluti saat ini. Dengan keadaan yang bisa
dikatakan seimbang dengan obsesiku sebagai komikus dan animator. Apalagi sejak
kecil memang suka, bahkan sangat suka sekali dengan dunia gambar menggambar.
Jika ada kertas dan pena maka bukan menulis dahulu yang aku lakukan, tapi
menggambar. Yah menggambar.
Tapi sudahlah, saat ini bukan waktunya untuk memikirkan gambar, tapi berfikir
bagaimana caraku menyelesaikan tulisan ini. Kembali pada sebuah tujuan besar
yang aku tulisan di kalimat pembuka tulisan ini, menulislah maka kau akan
dikenang oleh zaman. Menulislah dan terbanglah, terbanglah dengan tulisanmu,
maka kau akan bermimpi. Dan mimpimu akan terkenang karena kau menulis.
Dengan bahasa yang mengalir dan mudah dipahami, aku ingin memperbaiki akhlak
manusia yang belum mengenal etika, tatakrama, dan pergaulan. Dengan sedikit
kata kata yang aku tulis, aku ingin merubah dunia yang gersang menjadi kebun
yang hijau. Ah bukan kebun, tetapi sawah yang hijau, hijau belum menguning.
Dikala Padi hijau maka menandakan padi itu masih begitu muda, ketika menguning
maka padi itu hampir memasuki fase tua dan akhirnya dipanen. Yah hijau yang
segar segar, bukan hijau yang loyo loyo, bukan hijau yang sebentar lagi
menguning. Karena negeri ini kebanyakan pemudanya loyo loyo, masih berusia muda
tetapi semangatnya adalah semangat para orang tua.
Mengubah dunia dengan menulis, memang sulit, bahkan sangat sulit dan lama. Tapi
menulis adalah bentuk perjuangan yang mulia, karena Allah SWT pun sebelum
menciptakan kita dan kehidupan ini, diciptakanlah Pena. Pena untuk apa?
Menulis. Menulis takdir, kita lebih mengenal lauhful mahfuz. Kemudian setelah
menulis Allah SWT menciptakan mahluk mahlukNya. Sungguh maha benar Allah dengan
segala FirmanNya. Kita tak pernah tau besok kita kan jadi apa, karena tugas
kita bukan menebak nebak takdir, tetapi berusaha dan tawakal.
Selain menulis, perbuatan mulia yang lain adalah membaca, karena Allah SWT pun
pertama kali menurunkan ayatnya adalah perintah untuk membaca. Iqro, bacalah.
Bukan asal membaca, tetapi dengan menyebut nama Allahlah kita membaca.
Bismillahirrohmaanirrohiim, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi
maha penyayang. Untuk apa kita membaca dengan menyebut nama Allah, agar kita
selalu mengingatNya. Apapun itu, bukan hanya disaat membaca. Disaat belajar,
disaat berjalan, pun disaat menulis. Ingatlah Allah Tuhan yang menciptkanamu,
ya Ingatlah Allah. Agar hidup kita lebih merasa diawasi olehNya, sehingga kita
akan merasa dekat denganNya.
Kita punya waktu 24 jam dalam sehari, jika kita bisa meluangkan waktu setengah
jam untuk menulis, maka luar biasa sekali hasilnya bisa satu lembar, dua
lembar, ataupun 3 lembar. Itu bagi yang terbiasa, bagi yang belum
terbiasa sebenarnya tidak masalah. Maka biasakanlah agar terbiasa. Dan orang
lain yang membaca tulisan kita akan mendapat 1 hal yang mungkin belum mereka
dapat dari semua, yaitu ilmu. Ilmu hasil pengalaman bacaan kita ataupun
pengalam kita belajar yang telah kita tulis. Bermanfaatlah bagi orang lain,
Al-Qur’an mengajarkan hal itu. Maka menulislah untuk tujuan yang bermanfaat,
bukan tujuan untuk yang dibuat buat. Semoga kita semua tetap menjadi hamba yang
bemanfaat bagi orang banyak dan bermanfaat bagi negeri ini.
****
Malam itu aku tertidur di depan televisi, sekitar pukul 2 pagi baru bisa
memejamkan mata. Malam serasa tambah sepi nyenyat tak ada tanda tanda diluar
rumah yang menunjukan keramaian, keadaan tetap sepi sampai aku dibangunkan
bapakku jam 4 pagi untuk sahur. Semangat menulis ini telah kumulai hari ini,
juga sebagai evaluasi bagiku agar tidak setengah setengah dalam menulis. Untuk
antum yang membaca, semoga bisa bermanfaat. Untuk antum yang belum menyukai
menulis, maka tidak ada kata terlambat untuk belajar. Karena menulis itu
perbuatan yang mulia. Menulislah maka kau akan dikenang, dan menulislah agar
tulisanmu bermanfaat bagi orang lain.
to be continued
0 komentar:
Posting Komentar