Blogroll

Minggu, 27 Oktober 2013

Memulai dengan Menulis (Menyukai Menulis)




            
Menulislah maka kau akan dikenal oleh zaman. Menulislah maka kau akan terkenang dan menyejarah.  Menulislah dikala apapun keadaanmu baik sedih susah senang ataupun gembira. Menulislah agar semua tujuanmu menulis tercapai. Menulislah untuk hidupmu, saat tertidur maupun kau terjaga. Sehat bisa saja datang saat kau sakit. Sakit bisa saja datang saat kau sehat. Takdir itu bukan kita yang punya, tetapi Tuhan yang membuat takdir. Apalah daya kita memikirkan takdir, karena kita mahluk terbatas. Menulislah dan terbanglah. Karena disaat kau menulis, kau bisa saja menyeberangi sungai nil, kau bisa saja menyinggahi kota london, bahkan bisa berkeliling dunia. Terbanglah dengan tulisanmu, karena menulis itu bermimpi. Dan bermimpilah dengan menulis, maka mimpimu akan terkenang dan menyejarah.
                Ketika semua orang hanya memikirkan diri sendiri, ketika semua orang tertidur memeluk malam dengan suara dengkurnya, ketika mahluk tak kasat mata mulai bekerja menggoda manusia. Maka terlihat sesosok anak manusia sedang memainkan jari jemarinya dengan gerakan yang beraturan seperti tarian yang sedang diiringi dengan alat musik rebana, gong, gitar, drum, yang kemudian dipadukan bak musik blues yang dimainkan diatas panggung. Dalam keadaan yang sangat bersemangat malam itu. Dia mulai berfikir dan bermimpi dalam tulisannya.
                Angin melakukan kerjanya seperti biasa didaerah yang cukup dingin. Dengan keadaan cuaca malam yang cukup cerah ditambah semakin keatasnya jarum jam yang ada di dinding rumah. Waktu menunjukan pukul 00.00 WIB. Dengan angka yang seperti itu maka bisa dipastikan keadaan diluar rumah sepi nyenyat, tak ada gerak manusia, tak ada gerak hewan, yang ada hanya gerak daun, ranting yang digerakkan oleh dewa bayu (sebutan angin versi wayang). Ataupun kicauan burung hantu yang menambah merinding dan menggilnya tubuh kurus berbobot 45 kilo gram dan tinggi 163 cm. Udara saat itu sejuk ketika Masuk mealui celah celah pintu atau biasa kita sebut ventilasi dan mengumpul disekitar ruang tamu sebelah selatan ruang dapur dan ruang keluarga. Kata orang, jika didalam rumah terasa adanya angin yang membuat bulu kuduk sedikit tegak, maka disekitar atau didalam rumah itu pula ada sesosok mahluk halus yang mengintai penghuni rumah itu.
                Sebelum tidur ibuku berpesan,
 “nak, jangan lembur terlalu malam. Itu tidak baik bagi tubuhmu, apalagi sekarang kau baru tertular virus dari bapak dan adikmu”
 saya hanya menganggukan kepala tanda menaati pesannya dan sedikit menjawab
“nggeh bu, nanti kalo kerjaan dah selesai, saya baru tidur”
                Ibuku adalah seorang yang selalu mengingatkan anak anaknya ketika hendak tidur. Bukan hanya hendak tidur, tetapi kapanpun saat sedang bersama anak anaknya. Karena ibuku takut jika anaknya melakukan kesalah kesalah kecil dalam hidupnya, dan itu memang bisa berpengaruh ke masa remaja maupun dewasanya. Seorang yang sudah cukup tua jika dibanding dengan tetangga tetangganya. Seorang malaikat bagi anak anaknya yang semuanya sudah memasuki fase remaja dan dewasa. Walapun anak anaknya sudah cukup dewasa, tapi beliau tidak membeda bedakan kasih sayang yang beliau berikan pada kami. Jika kami semua ngumpul dirumah, maka ibu terlihat bahagia. Dan sedih ketika kami mulai berpencar lagi.
                Keluarga kami boleh dikatan keluarga besar dengan memiliki 5 orang anak. 2 anak laki laki, dan 3 anak perempuan. Dengan kelahiran yang bervariasi, selang seling. Pertama anak perempuan, kedua laki laki, begitu seterusnya sampai anak ke lima. Dan aku menempati posisi sebagai anak ke-4. Jika kami semua kumpul dirumah, keadaan rumah pun berbalik drastis. Yang tadinya sepi Cuma ada bapak, ibu, dan adik, kini seperti dipinggiran pasar saat orang orang berjualan.  Ramai dan damai serasa, karena orang orang rumah memang terkenal crewet crewet, uniknya adalah umur kami yang sudah menunjukan kedewasaan sering tidak pas dengan tingkah laku kami yang kekanak kanakan. Mungkin lebih tepatnya dikatan aneh bukan unik.
****
                Denting jarum jam beradu dengan suara bunyi tombol keyboard yang sedang aku mainkan. Saking senangnya belajar menulis kata kata dan mencari kumpulan cerpen di mbah google, tak terasa manusia ini duduk sudah 4 jam didepan layar laptopnya. Dari mulai jam 9 hingga jam 1 malam. Tak apalah demi mencari ilmu, gunung kan kudaki, samudera kan kuseberangi, lautan kan kuselami, dan waktu akan ku lewati. Begitu kata penyair dibuku yang tadi siang barusan ku baca. Perlu kita ingat bahwasanya waktu memang begitu penting, sehari yang kita lalui adalah hidup kita satu hari yang lalu ditambah minus tahun kebelakang sampai waktu kelahiran. Sering kali waktu yang menjadi sahabat kita didunia, sering kali kita gunakan untuk kesia siaan belaka, bahkan untuk bermaksiat dan berfoya foya. Astagfirullah, aku memang manusia yang tak tau diuntung. Sudah diberi waktu sedemikian panjang, tetapi sering kali kubuat untuk tidur tiduran, malas malasan, bahkan kemaksiatan. Ampuni aku ya Rabb.
                Jam 1 berlalu, dengan hasil beberapa referensi cerpen dari teman teman yang biasa nulis di blog, ataupun catatan catatan kecilku untuk pembelajarn penambahan kosa kata untuk menulis. Malam ini memang begitu terasa semangat untuk belajar menulisnya. Karena mungkin sudah lama jari jemari ini tak bekerja sama dengan otak untuk mentransformasikan hasil pemikiran di otak ke  layar laptop. Sejatinya aku suka menulis sejak SMA, tetapi tulisan tulisan yang aku tulis kebanyakaan tak berbobot. Bahkan aneh mungkin, ditambah lagi semua tulisan yang telah saya buat tidak saya simpan. Tetapi tersebar samapai sekarang entah kemana.  Selain menulis untuk diri sendiri, tulisan tulisan yang saya buat hanya sekedar untuk mengerjakan tugas dari guru. Pun saat dibangku perkuliahan menulis hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban sebagai mahasiswa dikelas, jika diberi tugas oleh dosen. Tapi yang saya banggakan adalah ugas yang saya kerjakan jarang yang copy paste dari internet, eh jarang ya. Berarti pernah. Hehe
                Pemandangan hitam diluar rumah kian terlihat, ditambah sepi dengan angin yang sudah berhenti. Cahaya lampu diluar rumah sedikit mengurangi seramnya bagian depan rumahku. Aku beranjak dari  tempatku duduk. Sedikit menggerak gerakan tubuh untuk sekedar mengurangi rasa pegal karena duduk berjam jam. Jarang aku duduk berjam jam seperti ini di depan laptop. Apalagi untuk sekedar belajar menulis. Biasanya 5 jam duduk didepan laptop aku gunakan untuk berlatih dan mengasah kemampuan agar tak tumpul. Menggores nggores pen tablet yang aku beli dari kakak angkatanku yang sejurusan dengan ku. Dengan seringnya berlatih, alhamdulillah saat ini sudah terbiasa, jadi hasilnya juga lumayan bagus. Yah, seni rupa jurusan yang sedang ku geluti saat ini. Dengan keadaan yang bisa dikatakan seimbang dengan obsesiku sebagai komikus dan animator. Apalagi sejak kecil memang suka, bahkan sangat suka sekali dengan dunia gambar menggambar. Jika ada kertas dan pena maka bukan menulis dahulu yang aku lakukan, tapi menggambar. Yah menggambar.
                Tapi sudahlah, saat ini bukan waktunya untuk memikirkan gambar, tapi berfikir bagaimana caraku menyelesaikan tulisan ini. Kembali pada sebuah tujuan besar yang aku tulisan di kalimat pembuka tulisan ini, menulislah maka kau akan dikenang oleh zaman. Menulislah dan terbanglah, terbanglah dengan tulisanmu, maka kau akan bermimpi. Dan mimpimu akan terkenang karena kau menulis.  Dengan bahasa yang mengalir dan mudah dipahami, aku ingin memperbaiki akhlak manusia yang belum mengenal etika, tatakrama, dan pergaulan. Dengan sedikit kata kata yang aku tulis, aku ingin merubah dunia yang gersang menjadi kebun yang hijau. Ah bukan kebun, tetapi sawah yang hijau, hijau belum menguning. Dikala Padi hijau maka menandakan padi itu masih begitu muda, ketika menguning maka padi itu hampir memasuki fase tua dan akhirnya dipanen. Yah hijau yang segar segar, bukan hijau yang loyo loyo, bukan hijau yang sebentar lagi menguning. Karena negeri ini kebanyakan pemudanya loyo loyo, masih berusia muda tetapi semangatnya adalah semangat para orang tua.
                Mengubah dunia dengan menulis, memang sulit, bahkan sangat sulit dan lama. Tapi menulis adalah bentuk perjuangan yang mulia, karena Allah SWT pun sebelum menciptakan kita dan kehidupan ini, diciptakanlah Pena. Pena untuk apa? Menulis. Menulis takdir, kita lebih mengenal lauhful mahfuz. Kemudian setelah menulis Allah SWT menciptakan mahluk mahlukNya. Sungguh maha benar Allah dengan segala FirmanNya. Kita tak pernah tau besok kita kan jadi apa, karena tugas kita bukan menebak nebak takdir, tetapi berusaha dan tawakal.
                Selain menulis, perbuatan mulia yang lain adalah membaca, karena Allah SWT pun pertama kali menurunkan ayatnya adalah perintah untuk membaca. Iqro, bacalah. Bukan asal membaca, tetapi dengan menyebut nama Allahlah kita membaca. Bismillahirrohmaanirrohiim, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Untuk apa kita membaca dengan menyebut nama Allah, agar kita selalu mengingatNya. Apapun itu, bukan hanya disaat membaca. Disaat belajar, disaat berjalan, pun disaat menulis. Ingatlah Allah Tuhan yang menciptkanamu, ya Ingatlah Allah. Agar hidup kita lebih merasa diawasi olehNya, sehingga kita akan merasa dekat denganNya.
                Kita punya waktu 24 jam dalam sehari, jika kita bisa meluangkan waktu setengah jam untuk menulis, maka luar biasa sekali hasilnya bisa satu lembar, dua lembar, ataupun 3 lembar. Itu bagi yang terbiasa,  bagi yang belum terbiasa sebenarnya tidak masalah. Maka biasakanlah agar terbiasa. Dan orang lain yang membaca tulisan kita akan mendapat 1 hal yang mungkin belum mereka dapat dari semua, yaitu ilmu. Ilmu hasil pengalaman bacaan kita ataupun pengalam kita belajar yang telah kita tulis. Bermanfaatlah bagi orang lain, Al-Qur’an mengajarkan hal itu. Maka menulislah untuk tujuan yang bermanfaat, bukan tujuan untuk yang dibuat buat. Semoga kita semua tetap menjadi hamba yang bemanfaat bagi orang banyak dan bermanfaat bagi negeri ini.
****
                Malam itu aku tertidur di depan televisi, sekitar pukul 2 pagi baru bisa memejamkan mata. Malam serasa tambah sepi nyenyat tak ada tanda tanda diluar rumah yang menunjukan keramaian, keadaan tetap sepi sampai aku dibangunkan bapakku jam 4 pagi untuk sahur. Semangat menulis ini telah kumulai hari ini, juga sebagai evaluasi bagiku agar tidak setengah setengah dalam menulis. Untuk antum yang membaca, semoga bisa bermanfaat. Untuk antum yang belum menyukai menulis, maka tidak ada kata terlambat untuk belajar. Karena menulis itu perbuatan yang mulia. Menulislah maka kau akan dikenang, dan menulislah agar tulisanmu bermanfaat bagi orang lain.
to be continued 




0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More