Lihatlah air, dia bermuara dari jauh kemudian menyebar ke segala penjuru dunia. Dari yang haus sampai sampai yang lapar, air membantu memberi solusi. Bukankah yang menggerakkan air adalah yang menciptakan air?
Lihatlah samudera, luas, panjang, lebar, biru, ganas ombaknya, asin airnya, dan dingin suasananya. Panas ketika siang menguasai hari. Matahari menyinari permukaan samudera, tenang jernih ataupun ketika badai memperkenalkan dirinya pada dunia, maka samudera itu seperti kacau, dan penghuninya kocar kacir. Bukankah yang menggerkaan samudera, badai, dan matahari itu adalahyang menciptakan samudera, badai, dan matahari.
Lihatlah matahari. Kuning tapi silau, karena cahaya yang dihasilkan begitu besar sehingga mata kita yang terbatas hanya mampu memandang dengan singkat. Bola berukuran raksasa 15 kali ukuran bumi, panas, bagai neraka, dan disana ada yang mengatur. Jika dilihat dari bumi, maka pagi hari begitu indahm karena mentari. Siang hari itu panas karena mentari. Sorehari itu dingin dan tentram, karena mentari. Malam hari gelap karena mentari. Cahaya dibumi sebagian besar karena mentari. Bukankah yang mengatur mentari itu yang menciptakan mentari?
Lihatlah bulan,indah, biasanya sabit atau purnama. Tak apa, purnama ataupun sabit tetaplah indah jika dipandang. Dia bekerja sama dengan mentari, dia tak punya cahaya tetapi dapat memberi cahaya. Dia meminta cahay dari matahari untuk kita yang ada dibumi. Walau kadang tidak setiap malam ia memberi cahaya, mungkin hanya sebatas itu ia melakukannya, atau memang dia sengaja melakukan tidak seperti matahari, yang setiap siangnya menyinari bumi. Oh tentu tidak, bumi, bulan dan matahari pasti sudah bernegosiasi dan bekerja sama dalam melindungi manusia. Umat manusia dibumi yang begitu lemah, kecil, tapi sering merasa besar. Bukankah yang mengatur bulanpun yang menciptakan bulan?
Lihatlah bumi ini, ada gunung, langit, tanah, udara, tumbuhan, hewan, manusia, dan masih banyak lagi. Sejahtera pemimpinnya, tapi lebih sengsara yang dipimpinnya. Tidak, kita tidak akan membahas itu disini. Tapi keadaan bumi yan begitu indah dicipta oleh sang PECINTA SEJATI. ada harmonisasi dalam kerja kerja tiap pagi, siang, sore, dan malam hari. Harmonisasi alam, air menumbuhkan pohon, pohon melindungi manusia dari teriknya matahari, matahari memberi cahaya agar manusia bisa melihat, manusia ditolong tumbuh tumbuhan dan hewan untuk bertahan hidup. Ya, harmonisasi alam, begitu indah dan terarah. Bukankah yang membuat harmonisasi dibumi ini adalah yang menciptakan bumi?
Dialah sang PENCINTA SEJATI. Memberi tiada henti, tanpa meminta balasan pada kita yang dicipita, kita meminta maka Dia akan memberikan. Asal kita meminta. Kita meminta dunia, maka Dia pasti akan memberikannya. Begitupun jika kita meminta akhirat, maka pasti Dia akan kasih. Asal kita meminta. Dia hanya menyuruh kita untuk beribadah, itupun agar kita dapat menikmati lebih dari apa yang kita nikmati selama ini. Allah SWT. Dialah pencipta agung alam semesta. PENCINTA SEJATI yang paling sejatidan PENCIPTA SEJATI. Sang kholik, Tuhan menyayangi kita bangsa manusia. Tetapi kita yang dicinta seringkali tak mau menuruti perintahNya. Malah sering kali menuruti yang diptakanNya. Hawa nafsu, iblis, itu adalah ciptaanNya juga.
Manusia berbeda dengan Pencipta sejati. Manusia, coba kita bicarakan mengenai pencinta sejati dan pencinta palsu. Apakah kita para pecinta sejati ataukah para pecinta palsu. Para pecinta sejati tak suka berjanji, tetapi ketika dia mencintai maka dia akan membuat rencana untuk memberi dan merelaisasikannya. Begitu sulit menjadi pecinta sejati,karena yang diharapkan pecinta sejati bukanlah pujian tetapi semangat menumbuhkan. Para pecinta melakukan kerja kerjanya dengan semangat penumbuhan. Jika kata anis mata, jadilah kau air dan matahari. Mereka tumbuh dengan air yang kau siramkan, dan mereka tumbuh dengan cahaya yang kau pancarkan.
Para pecinta sejati tidak mengharapkan lebih dari apa yang dia inginkan pada kehidupan pribadinya, tetapi yang dia harap adalah semangat pertumbuhan yang dicintainya. Ketulusan dalam mencintai adalah ukuran seberapa jauh kita mencintai, yaitu apa yang kamu berikan padanya ketika kamu menyatakan mencintainya. Para pecinta sejati tidak mengaharap tujuan menerima, tetapi itu hanya sebagian dari efek kita memberi. Pekerjaannya adalah memberi, dan terus memberi. Efek pantulan layaknya sebuah cermin, walaupun kadang tak sama dengan wujud aslinya. Tetapi tak mengapa, lebih baik memantulkan seperti cermin atau air jernih disungai dari pada tak memantulakn seperti air keruh yang kita pakai untuk bercermin.
Sifatnya memberi dan terus memberi ternyata menimbulkan ketergantungan, contoh kecil. Matahari terus memberi kita cahaya, kita akan terus membutuhkan matahari sampai kapanpun. Air memberi kita hidup, satu hari tak minum air kita akan kehausan bahkan bisa mati. Efek ketergantungan. Memberi dan terus memberi. Kita mencintai seseorang, kita akan memberi dan memberi padanya. Dan di garis hakikat ini, cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup. Mereka menciptakan kehidupan bagi orang orang hidup. Sering kali orang yang dicintai tidak merasakan adanya kehadiran yang mencintai, tetapi ketika sang pencinta itu pergi, maka dia akan merasakan kehilangan yang tak disadari. Tiba tiba ada sesuatu yang tak biasa melengkapi.
Jika suatu saat nanti kita menguji diri kita apakah pencinta sejati ataukah pencinta palsu, maka kita bisa menyimak pesan umar " hanya ada satu dua perasaan yang mungkin dirasakan oleh setiap orang pada saat pasangan hidupnya wafat, merasa bebas dari beban hidup, ataukah merasa kehilangan tempat bergantung". Sederhananya adalah, apakah ketika teman kita nanti pergi meninggalkan kita, kita merasakan bebas beban, ataukah malah merasa sedih karena teman kita telah meninggalkan kita? mungkin inilah soal ukhuwah. Ukhuwah begitu indah, sampai sampai ia mencintai saudaranya lebih dari ia mencintai dirinya.
karna hakikat cinta adalah berbagi dan memberi, maka belajarlah berbagi waktu kita sejak saat ini, karena hakikat cinta pun memberi, maka belajarlah mengorbankan waktu santai kita sejak hari ini.
0 komentar:
Posting Komentar