Blogroll

Keluarga Muslim Al-Huda

Sebuah rumah tempatku berteduh dan memperbaiki diri

Bersama sahabat Al-Huda

Kami tertawa ceria di Up Grading 1 dulu tahun 2013 awal

Mendaki Gunung di dekat lautan

Ini adalah awal aku menaklukan bukit pendek sebelah laut, tunggulah aku, aku pasti menaklukanmu

Memandang ke atap menara

Berpikir sembari menyiapkan strategi untuk keberlangsungan masa depan aku, kamu, kita semua

Rabu, 26 Maret 2014

RANTAI RANTAI ITU BERNAMA UKHUWAH

Tersebab kata ukhuwah itu lalu menjadikan umar  tsiqoh dengan abu bakar ketika pembagian zakat kala itu. Sebab kata ukhuwah itu pula kaum muhajirin dan anshor bisa bersatu, kala menyambut kedatangan nabi dengan alunan rebana yang luar biasa, mendendangkan sholawat atas baginda nabi. Sebab kata ukhuwah itu pula berbagai gerakan muslimin diseluruh dunia ini mengutuk kudeta militer atas mursi. Menggerakan kaki saudara saudara kita di indonesia untuk turut aksi ke jalan sebagai bentuk solidaritas kepada sesama muslim atas pembantaian massal di mesir kala itu, kepada palestina yang sampai sekarang belum surut dari kekejaman zionis Israel. Sesungguhnya yang menyatukan mereka bukan karena kepentingan duniawi, tetapi sungguh hati hati mereka telah bersatu dibawah kalimat “Laa Illaahaillallah Muhammadurrasulullah”.
                Ukhuwah itu menumbuhkan kita akan makna kebersamaan. Kita di ajarkan saling berbagi dan memberi dari kata ini. Diajarkan saling mencintai kepada saudara kita satu sama lain. Ukhuwah tak mengenal jabatan. Karna jabatan berbeda dengan karya. Jabatan hanyalah kedudukan duniawi saja. Yang sebentar saja akan hilang tak akan pernah dibawa mati. Yang membedakan hanya kualitas amal dan kinerja dalam jabatan itu. Ya, ukhuwah itu menjabat tangankan sesama muslim dimanapun, apapun warna kulitmu, apapun bentuk mata dan hidungmu, kita akan tetap bersatu dalam bingkai ukhuwah. Soliditas yang dibangun dari hati hati yang mulai bertumbuh. Yang mulai bertransformasi menuju kemenangan.
Ialah para pemuda itu, yang aku lihat kemarin di ruang cine club, berkumpul dari berbagai jurusan dan prodi, kemudian bersatu berpikir bersama untuk rencana kedepan. Mempersiapkan bekal apa saja yang akan dibawa di kapal ini. Mulai dari kemudi, bahan bakar, bahkan bahan makanan . Para pemuda pemudi yang memesona, semangatnya membara bak pasukan Muhammad al-fatih taklukan konstantinopel. Dengan pekikan suara takbir yang menggetarkan musuh di dalam tembok konstantinopel, maka 40 hari itu ditulis dalam sejarah islam, bahwa pemimpin dan pasukan terbaik telah muncul di tahun 1453 masehi. Bahwa tembok seram itu telah tembus peluru pasukan al-fatih lewat strategi yang tak disangka sangka melewati bukit 60 meter. Maka marilah bersama bergandengan tangan untuk perbaiki kualitas diri kedepan, untuk kerja amal kita ke depan. Sebab  ukhuwah itu yang akan menjaga kita selamanya. Sampai kemenangan sebenarnya kita dapatkan.
                Bicara pemuda tentu bicara kinerja. Kita masih hijau, berbeda dengan kaum tua. Yang sudah mulai menguning. Yang sudah matang, sebentar lagi membusuk. Muda berarti belajar berpengalaman, berani menegaskan hitam dan putih. Identik dengan kebersamaan dalam keprihatinan. Kadang kita susah bersatu jika kita merasa orang berpunya, bangga dengan kekayaan orang tua kita. Nyaman sendiri, di rumah sendiri. Bermain apa yang dengan mudah kita dapatkan. Kadang sikap egois kita sering muncul, maka teori sosial budaya sedikit demi sedikit telah terkikis dari daya berpikir kita, akibatnya semangat berkobar yang harusnya ada dalam diri kita menjadi padam karena sikap buruk sederhana ini. Egoistis yang membudakkan. Para pemuda adalah para pencari kebenaran, untuk masa depannya. Akibatnya sering bergejolak. Karena mencari titik temu antara kebenaran dan kebatilan. Maka belajarlah dalam agama, untuk mencari jalan yang lurus. Terapkan dan aplikasikan dalam hidup kita, insyaAllah masa depan kita cerah, secerah mentari pagi.
                Pemuda itu telah ada dalam rangka memperjuangkan kalimatNya. Menyeru dalam kebaikan. Sebagaimana termaktub dalam Qur’an, hendaknya ada segolongan kaum yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan. Maka konteks aktivis dakwah kampus yang paling tepat aku tujukan kepada kalian wahai ikhwah fillah. Pemuda pemudi yang berhimpun yang siap menggunakan potensi potensinya untuk menyalakan cahaya di sudut sudut kegelapan kampusnya. Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini, yang ada hanyalah orang yang berusaha menyempurnakan dirinya. kita bukan oranguci yang turun dari langit. Bukan ulama atau ustad yang berdiri di mimbar mimbar, tapi kita adalah orang yang siap memperbaiki diri menjadi baik. Seperti lagu tekad yang kemarin di putar di raker kita. “bersama sama kita saling bergandengan tangan, mari tunaikan panggilan illahi”. Ya mari sambut kemenangan dengan berkawan mencintai saudara kita satu sama lain, bahwa dengan kebersamaan inilah cinta akan mudah ditumbuhkan. Bersabar dalam kebersamaan itu menyejukkan, belajarlah untuk bersabar. sebab berjalan bersama itu lebih lambat dari pada berjalan sendirian. Tetapi yang dituju kita kemenanggan, maka setiap saat gunakanlah kalimat ‘sedang menuju’ bukan telah sampai. Ini yang disebut beriman perlu keistiqomahan. Istiqomah perlu kawan untuk saling mengingatkan, maka lihatlah saudaramu disini sedang dalam rangka beristiqomah di jalanNya.
                Ukhuwah itu menguatkan. Mempersaudarakan dalam ikatan cinta-Nya. Ukhuwah juga mengajari kita untuk berbagi. Memulai memang sulit, kita lebih mudah menunggu ada yang memulai. Kadang pula kita lebih senang di beri dari pada memberi. Memberi itu sedekah, berarti menabung harta kita untuk masa depan kita. Karena orang yang bersedekah telah diberi janji oleh Allah akan dilipatgandakan hartanya. Bersabarlah belajar agama disini, jangan cepat keluar dari lingkaran persaudaraan ini. Jika kita tak sabar dalam belajar, maka kita harus bersiap untuk bersabar dalam kebodohan.  Sedangkan siapa yang tak sabar dalam bersaudara, harus siap bersabar dalam kesendirian. Ya, lingkaran ini akan kita buat lebih besar kedepannya, maka jika ada rantai yang paling lemah diantara kita, kuatkanlah ia. Gandeng lagi tangannya untuk bersama tetap berada dalam lingkaran cintanya. Jika ada yang akan memutuskan rantai ini dari dalam, maka berilah kabar bahwa rantai ini takkan pernah bisa di putuskan dari dalam ataupun luar, sebab Allah langsunglah yang menjaga rantai ini. Insya Allah
“Yaa Muqollibal qulub tsabit qolbi ‘alad dinika wa ‘ala tho’atika”. “Wahai Zat yang membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu dan atas ketaatan kepada-Mu”

Yogyakarta, 24 maret 2014


               


Sabtu, 22 Maret 2014

Bermimpi Untuk Indonesia

Aku ingin melukis, meninta di atas kertas putih bersih
Yang kuasnya masih kugenggam tanpa ada dari mereka yang mencampuri
melukis indonesia, masa depan indonesia
melukis gagasan dalam perbaikan sistem
aku ingin bercerita lewat pensil dan kain putihku
menggores serbuk padat hitam ini membentuk pulau pulau
yang indah nan luas kusebut itu nusantara
dari daerah ujung timur, lalu kugoncangkan pensilku sampe goresan terakhir ujung barat indonesia
dan terbentuklah lukisanku, untuk mimpi indonesia
aku ingin aku juga bisa memberi manfaat untuk negeriku
meredam api, membakar dingin, menyembuhkan sakit lewat karya karyaku
mengkritik kebijakan tak bijak,
atau mengkritik kejahatan yang paling jahat
aku ingin
dalam lingkaran cinta ini ingin ku bangun kokoh nama nama cinta
di atas cintaNya lewat tangan tangan para pejuangNya
di bawah satu panji
di bawah satu komando
tanpa konflik suku, konflik kepentingan, dan ragam cercaan
aku ingin merubah indonesia dengan pemimpin yang mau memimpin
dengan pemimpin yang dibentuk dari benturan benturan konflik dahsyat dalam membela kebenaran
dengan pemimpin yang mencintai kebenaran
yaaa..
aku ingin....  kekuatan cinta negeri ini semakin kuat dan bersinar
membentuk jati diri bangsa yang satu dibawah naungan pancasila
aku
aku ingin cerdas dalam memilih wakilku 9 april nanti
agar kawanku sesama rakyat merasa di dukung kebutuhannya
tidak membodohkan rakyat, atau malah kontra rakyat
indonesia
kini saatnya kau bercerita pada kita
tentang sejarahmu dan masa depanmu
^^

Jumat, 14 Maret 2014

Membuka Mata dan Berpikir Lebih

Aku ingin menulis pagi ini, aku ingin berbicara pagi ini, aku ingin berolah raga hari ini. Kepadamu aku ingin berbicara, Tuhan apakah engkau mendengar do’aku semalam? Tentang apa apa yang ingin aku lakukan. Menjadi pribadi yang baik, bertobat dan memulai perjalanan dengan ikhlas. Maafkan aku Tuhan, jika sekiranya tobatku masih setengah setengah. Tidak ada sesuatu yang menahanku untuk memulai kecuali kemalasan. Taka da waktu yang terbuang sia sia karena kemalasan. Tuhan mengapa kau ciptakan kemalasan ini padaku. Apakah Engkau sengaja membuatku menjadi pemalas? Oh, atau Engkau hendak mengujiku bagaiaman caranya untuk keluar dari jerat kemalasan? Astaghfirullah. Aku terlalu berburuk sangka pada-Mu ya Rabb. Maaf. Mungkin aku terlalu lelah dengan semua ini, sesuatu yang sepertinya membuat punggungku bungkuk. Akhir akhir ini aku sering berpikir keras, membuat kepalaku ingin ku benturkan pada tembok tembok di gedung kampusku. Aku heran dengan tubuhku ini, 2 minggu yang lalu masih sedikit berisi dengan daging atau lemaknya, tapi sekarang tulang tulangpun ikut memperjelas tawanya padaku Tuhan. Apakah ini cobaan dariMu atau aku Cuma bermimpi?
                Tidak, kemudian aku tersadar, tersentak. Merenungi kembali bahwa perjalanan hidupku masih amatlah panjang. Masih jauh dari apa yang kubayangkan. Aku ingat kata pepatah  “Untuk menjadi kaya engkau harus miskin dulu. untuk menjadi sehat kau harus sakit dulu, untuk menjadi lapang kau harus sempit dulu. sebelum kau mati, kau pasti hidup terlebih dahulu”. Ya aku sadar dengan cobaan dariMu yang seharusnya aku hadapi bukan untuk dikeluhkan. Justru ketika aku berpikir bahwa ini beban, maka yang terjadi hanya pesimistis yang berkecamuk. Kemudian coba aku ubah dengan jalan pemikiran bahwa ini adalah tantangan yang harus ku taklukan. Dengan mengubah pandangan ini, Alhamdulillah optimisme mulai terbentuk dalam dada ini. Bahwa aku pasti bisa. Bahwa Allah tidak akan pernah mempersulit hamba hambanya, apalagi hamba yang menegakkan kalimat Allah. Ya Rahman, Ya Rohim. Yang maha pengasih lagi maha penyayang, engkau mengasihi seluruh umat manusia, dan menyayangi kami semua. Tiada Tuhan selain Engkau ya Rabb yang patut untuk di sembah.
                Pagi ini aku ingin berbicara denganMu, tentang apa apa yang ingin aku minta. Tentang perjalanan ini kedepan. Tentang masalah masalah yang membuatku pesimis. Tapi engkau sudah menjawab ceritaku. Lewat Q.S Al-Insyirah. Ya Rabbi, lapangkanlah dadaku, ringankanlah bebanku.

                “maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharap”


Q.S Al-Insyirah (5-8)

Kamis, 13 Maret 2014

Berdiri di Bawah Payung Teduh, Kita Berlayar Sembari Perbaiki Diri



Inilah keluarga, bukan sarang laba laba. Ya keluarga yang selalu kurindukan, serindu aku merindukan taman surga. Inilah keluarga, tak sekedar tempat berkumpul dan bercanda. Tetapi tempat untuk mencurahkan isi hati, tempat berbagi inspirasi. Tempat merubahmu menuju jannah sejati. Ia akan ada, dan tetap ada dilubuk hatimu. Walau kau jauh, walau kau entah dimana. Tetapi perasaan indahnya ukhuwah itu akan tetap ada. Sampai kau dewasa nanti, tak peduli rambutmu beruban atau kulitmu menjadi keriput. Keluarga ini akan tetap terkenang dalam hatimu. Inilah tempat itu, yang katanya tempat berteduh. Yang katanya tempat memperbaiki diri. Benar, Memang benar, disini sejuk. Disini adhem, bahkan bisa saja menjadi dingin. Disini memang ada terik, namun perlu engkau ingat kawan, terik disini ternyata tidaklah sepanas yang kau bayangkan. Ketika mulai panas, maka orang orangnya akan selalu ingat Al-Qur’an dan membacanya, maka jadilah ia sejuk, dan damai. Maka jadilah Al-Qur’an itu sebagai petunjuknya yang setiap hari orang orangnya semangat membaca dan mengkajinya. Jangan heran jika orang orang disini jarang mengeluarkan kata kata kasar pada sahabat sahabatnya. kenapa? Ya, karena disini di ajarkan hal yang baik baik. Disini di ajarkan bagaimana caranya bertutur yang baik. Itulah ajaran Islam yang syamil, semua bisa kita peroleh disini, di rumah cinta ini. Engkau sudah mulai memahami sekarang? Di agenda kita kemarin itu? rasakanlah bahwa Firman Tuhan itu benar. Firman Tuhan itu membuktikan pada kita bahwa ukhuwah itu terlalu indah untuk tidak kita jaga bersama.

Simpul Keimanan
 “Dan Dia  (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan  semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh Dia maha Perkasa, Maha bijaksana.” Q.S Al-Anfal ayat 66
Ya benar sekali bahwa yang mempersatukan kita disini bukanlah karena kelembagaan, bukanlah ajakan para pendahulu kita. Tapi simpul keimanan inilah yang akhirnya menyatukan hati hati kita.  Untuk membersihkan diri kembali menjadi muslim yang baik. Atas nama Cinta dan perbaikan, sungguh sore Up Grading kemaren diwarnai dengan pelangi ukhuwah yang bersinar terang di atas rumah nan sejuk ini. Memandang kalian penuh rasa bahagia mengharu biru,  ternyata saudaraku yang membersamaiku dalam langkah ini semakin banyak.  ternyata Qur’an surat An-Nasr itu tidak berbohong, dan Allah membuktikan FirmanNya dalam surat ini. Bahwa aku telah menyaksikan manusia berbondong bondong memasuki agama Allah, artinya pejuang untuk menegakkan kalimat Allah semakin bertambah. Ya Rabb, Engkau memang maha perkasa lagi maha bijaksana, Engkau tahu bahwa saat ini kita butuh benih yang siap bekerja dan bertumbuh untuk mencari benih selanjutnya. Untuk menyemai kebaikan di kampus kita. Ya Rabb, jagalah Kami selalu dalam lingkaran CintaMu. Kami tahu kami manusia biasa yang juga sering melakukan kesalahan kesalahan. Maka jagalah hati kami selalu dalam mahabahMu ya Rabb. Maka kami selalu berdo’a “Yaa Muqollibal qulub tsabit qolbi ‘alad dinika wa ‘ala tho’atika”. “Wahai Zat yang membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu dan atas ketaatan kepada-Mu”
Inilah do’a yang harus kita baca setiap saatnya. Agar kita merasa tenang dan aman. Agar kita selalu didekatkan denganNya. InsyaAllah Allah akan mengabulkan do’a setiap orang orang yang dekat denganNya. Jangan ragu dan takut saudaraku. Kami ada selalu untukmu. Kami akan bersama berusaha membimbingmu menjadi insan yang lebih baik. Disinilah tempatmu untuk meningkatkan kapasitasmu sebagai seorang muslim yang tangguh. Mempersiapkan bekal untuk masa depanmu, bahwa kau perlu pedoman untuk hidup di masyarakat nanti. Kau perlu jalan yang benar untuk kau tapakki menuju Rumah yang benar benar Rumah. Kita akan menciptakan Cinta, yang tak pernah kau temui sebelumnya saudaraku. Di Rumah Generasi Cinta Al-Huda ini.
Sekilas perjalanan Up-Grading kemarin cukup membelajarkan kepada kita bahwa perjalanan ini memang berat. Yang menempuh jalan ini begitu sedikit. Orang orangnya tidak banyak sebanyak penonton hiburan panggung music. Jalannya terjal. Banyak rintangan dan hambatan di setiap langkahnya. Ada duri yang siap menusuk kakimu, ada kerikil tajam yang siap mengganggu langkah kakimu. Oh tidaaaakkkk, berat yaaa? Berat Kan?Benar, berat sekali saudaraku. Tetapi apakah kita tidak tergiur dengan tawaran Allah akan Surga’nya yang dibawahnya mengalir sungai sungai? Akan pahalanya yang begitu besar. Allah menjanjikan balasan yang tak ternilai harganya bagi orang orang muslim yang berjuang dijalannya dengan sabar dan ikhlas. Mari bersama membuka Al-Qur’an surat Muhammad ayat 7. Disana tercatat jelas bahwa “barang siapa menolong agama Allah niscaya Allah akan menologmu”. Allah akan menolong segala permasalahanmu, jangan anggap bahwa masalah masalah kita tak ada solusinya. Bukankah Allah telah meringankan beban beban kita, dan percayalah bersama kesulitan pasti ada Kemudahan yang selalu hadir pada diri kita. InsyaAllah do’a orang yang selalu senantiasa mengingat Allah baik ketika duduk, berdiri, ataupun berbaring akan cepat di kabulkan olehNya.
Jangan takut akan berubah menjadi baik, lupakanlah masa lalumu yang sekiranya menurutmu buruk bagimu. Jika kita berniat untuk benar benar berubah, maka mustahil bagi Allah untuk tidak mengabulkannya. Biarlah, cukuplah Allah yang menjadi tujuan utama kita, niat kita disetiap perbuatan kita, dan kerja kerja kita.
ebuah ukhuwah itu terasa nikmat dengan simpul keimanan yang menyatu, maka 3 hal utama dalam diri seorang muslim tidaklah boleh ditinggalkan. Ketika beberapa bulan kedepan kita akan bekerja keras melakukan perbaikan di kampus kita, maka untuk menyempurnakan itu semua kita butuh sebuah dasar untuk bergerak dan kekuatan langit untuk menguatkan langkah langkah kita. Maka Ruhiyah, Fikriyah, dan Jasadiyah kita harus seimbang satu sama lain, itulah yang membedakan kerja Lembaga Dakwah Kampus dengan lembaga lainnya.

Ruang Ruhiyah
Ketika Al-Qur’an menjadi pedoman hidup, maka yang harus di lakukan seorang muslim disetiap harinya adalah membaca dan mengamalkannya. Ketika belum bisa membaca, maka pelajarilah. Ingat surat pertama yang Allah turunkan pada Rasulullah di gua hira kala itu, “Bacalah” maka ketika itu Nabi menjawab aku tak bisa membaca, maka kemudian malaikat Jibril membacakannya surat Al-Alaq tersebut. Nabi kemudian pulang dan menceritakan kejadian tersebut pada istrinya Khaidijah. Maka hadijah kemudian menyelimutinya dan kemudian Allah kembali menurunkan surat Al-Mudassir lewat malaikat Jibril. “Wahai orang orang yang berselimut, bangunlah dan beri peringatan”. Maka pada saat itu nabi sadar akan amanah yang begitu berat di embannya, lantas beliau segera bangun dan memulai perjalanan dakwahnya.
                Perintah Allah, Baca. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Setiap manusia diwajibkan untuk membaca, setiap muslim diwajibkan untuk membaca dengan nama TuhanNya. Dengan nama Allah. Kembali pada ruang ruhiyah kita. Dengan kewajiban membaca Al-Qur’an bagi setiap hambaNya, maka setiap muslim diwajibkan untuk bisa membaca. Langkah apa yang harus di lakukan untuk bisa, mempelajari. Pelajari cara membacanya,. Membaca Al-Qur’an ada aturan khusus, ada tata caranya. Maka ketika engkau belum bisa, pelajarilah tatacaranya agar kau selamat dunia Akhirat.
                Al-Qur’an bukanlah sebuah catatan usang yang kita bosan membacanya, atau kita letakkan diatas lemari kita sehingga berselimut debu. Ia adalah pedoman, bagi siapa saja yang mau membaca dan memperlajarinya. Ia adalah petunjuk untuk kita agar kita punya jalan menuju Jannah. Ia adalah sahabat terbaik kita dikala kita tak punya teman bercerita lagi, sambil meneteskan air mata tumpah ruah bermunajat pada Allah dan ceritakan segala keresahan dalam hatimu padaNya, insya Allah hatimu akan tenang. Setenang padi padi hijau di ladang petani, setenang cuaca gunung yang sejuk indah nan menentramkan. Setenang kita memandangi sunset di barat khatulistiwa. Indah sekali ketika Al-Qur’an selalu kita pegang erat kehadirannya. Ia yang akan menjadi penolong kita dikala kita sudah tertidur menunggu hari akhir di ruang sempit, gelap, sendiri, sepi, taka ada kawan lain. Ia akan menerangi kita di kubur kelak. Bacalah, pelajarilah dan ajarkanlah.
                Ruang Ruhiyah adalah kekuatan langit bagi tiap tiap aktivis dakwah sebagai ruang amal sekaligus ruang menenangkan diri. Jangan kita siksa diri kita dengan tidak pernah membacanya, bahkan tidak mengkajinya. Kekuatan ruhiyah inilah yang akan membedakan kita dengan kerja lembaga lain, bahwa aktivitas ruhiyah diwajibkan untuk selalu ada dalam tiap ruh aktivisnya. Aktivitas Ruhiyah bukan hanya sebatas sekedar membaca Al-Qur’an saja. Tetapi dengan menghidupkan sholat sholat wajib dan sunah, amalan sekedah. Dan masih banyak lagi. Ketika sholat sunnah maka inilah yang menjadikan setiap aktivis bisa tenang dalam setiap sujudnya. Ia ingin selalu dekat dengan yang Maha Kuasa. Ia menjadikan sholat Dhuhanya sebagai sedekah tiap pagi, dan sarana memohon agar diberi kenikmatan Rizki dan sehat. Ia menjadikan sholat tahajudnya sebagai sarana meminta pertolongan dalam ruang kesendirian, sarana bercengkerama dengan Allah. Bahwa dengan menghidupkan sholat ini, kita akan terbiasa disiplin dengan waktu. Sudahkah kita menghidupi ruhiyah kita sehari hari?

                Ruang Fikriyah/Fikroh
Seorang muslim ketika melakukan amal amalannya, ia butuh sebuah dasar dalam bergerak melakukan kerja amalnya. Ia butuh sebuah kepahaman dalam bertindak sesuai apa yang dikerjakannya. Ia butuh ruang berpikir dan mengkaji sebuah ilmu apa apa yang seharusnya menjadi keutamaan seorang muslim. Maka setiap diri aktivis perlu sebuah tempat khusus untuk meningkatkan kepahaman para aktivis ini dibidang keilmuan. Kita perlu sering sering berdiskusi dan mengikuti atau mendengarkan kajian kajian para ustad. Ketika berdiskusi, maka sebenarnya itu adalah sarana yang baik untuk membelajarkan kita dalam aspek berbicara. Satu orang menyampaikan sebuah topic, kemudian anggota diskusi menanggapi. Nah ini yang sekarang perlu kita benahi bersama dalam lingkup lembaga dakwah kampus yang sepertinya semakin berkurang. Ketika mengikuti kajian, maka ini adalah sarana wajib bagi setiap anggota lembaga dakwah untuk sarana memperbaiki diri dibidang ilmu agama. Ada banyak alasan anggota LDK yang masuk ke dalam lembaga ini dengan niat untuk memperbaiki diri dalam hal kepahaman ilmu agamanya. Maka mari bersama bergandengan tangan mengkaji dan belajar ilmu agama yang saat ini sudah banyak diadakan di kampus kampus. Bahkan gratis, tak berbayar sedikitpun. Ketika setiap hari kita menyediakan waktu kurang lebih setengah jam untuk berdiskusi, 1 jam untuk membaca, atau 1 jam untuk mengikuti kajian, insyaAllah setahun kedepan kepahaman kita akan ilmu agama akan bertambah pesat. Untuk menambah fikroh kita sendiri banyak sarana yang bisa digunakan, misalkan membaca buku, atau membaca artikel di internet lewat laptop atau gadget. Atau mendengarkan ceramah ceramah di radio setiap habis sholat subuh, dan masih banyak lagi.
                Oleh karena itu, semakin ruang ruang diskusi itu kita jalankan demi kemajuan kita bersama dalam hal fikroh, maka yakinlah bahwa ketika ada orang lain yang ingin menggoncangkan iman kita lewat debat logika, insyaAllah kita bisa membalikkan keadaan. Sekarang ini banyak orang orang liberal, sekuler, bahkan tak berTuhan mengartikan ayat ayat semau mereka sendiri dan berpikir atas dasar logika mereka sendiri, maka dari itu untuk membentengi itu semua kita perlu mengasah otak kita dari segi ilmu dan pemikiran. Agar nantinya nilai nilai islam itu sendiri bisa kita ajarkan kepada sahabat sahabat kita disekitar kita.

                Ruang Jasadiyah
Jika kita kembali membaca mengenai 10 kepribadian muslim yang baik, maka di nomor 5 akan kita temukan bahwa seorang muslim yang baik adalah juga seorang muslim yang memiliki jasmani yang kuat. Artinya ia mampu bekerja masksimal dalam tugas tugasnya, ia mampu bertahan dari penyakit. Perlu kita ketahui bersama bahwa kebanyakan penyakit para aktivis adalah penyakit tipus. Penyebab penyakit ini karena telatnya makan. Mungkin karena aktivis terlalu sibuk menggarap kerjaanya, sehingga lupa akan jadwal makannya dan kemudian akhirnya sakit. Maka perlu suplay makanan sehat untuk menunjang jasadiyah para aktivis terutama di lembaga dakwah kampus. Bahkan untuk telat makanpun, seharusnya kita jauh dari itu. Maka ruang jasadiyah kembali menjadi tameng utama dalam gerak nyata kerja kita.
                Dengan sarana olahraga atau olah tubuh setiap hari. Kesehatan bisa dengan mudah kita dapatkan. Karena memang akhir akhir ini banyak para aktivis yang kurang berolah raga, akhirnya banyak yang sakit pula. Termasuk saya sendiri. Oleh karena itu, diharapkan di tahun ini kita kembali meningkatkan kegiatan internal kita dengan memerbanyak olah raga agar tubuh menjadi sehat. Ketiga hal itu adalah kekuatan yang harus kita miliki bersama untuk kemajuan dakwah islam di kampus kita.

                “Persiapkan bekal perjalanan, kita akan berlayar ke arah kiblat. Kita akan bersama mencoba menjadi air Zam Zam bagi orang orang digurun. Dengan Cinta kita bekerja, menuju peradaban kampus yang islami dan bersiap mencetak generasi muda Rabbani”

Subhan Abrori
Yogyakarta, 12 maret 2014





                

Minggu, 27 Oktober 2013

Memulai dengan Menulis (Menyukai Menulis)




            
Menulislah maka kau akan dikenal oleh zaman. Menulislah maka kau akan terkenang dan menyejarah.  Menulislah dikala apapun keadaanmu baik sedih susah senang ataupun gembira. Menulislah agar semua tujuanmu menulis tercapai. Menulislah untuk hidupmu, saat tertidur maupun kau terjaga. Sehat bisa saja datang saat kau sakit. Sakit bisa saja datang saat kau sehat. Takdir itu bukan kita yang punya, tetapi Tuhan yang membuat takdir. Apalah daya kita memikirkan takdir, karena kita mahluk terbatas. Menulislah dan terbanglah. Karena disaat kau menulis, kau bisa saja menyeberangi sungai nil, kau bisa saja menyinggahi kota london, bahkan bisa berkeliling dunia. Terbanglah dengan tulisanmu, karena menulis itu bermimpi. Dan bermimpilah dengan menulis, maka mimpimu akan terkenang dan menyejarah.
                Ketika semua orang hanya memikirkan diri sendiri, ketika semua orang tertidur memeluk malam dengan suara dengkurnya, ketika mahluk tak kasat mata mulai bekerja menggoda manusia. Maka terlihat sesosok anak manusia sedang memainkan jari jemarinya dengan gerakan yang beraturan seperti tarian yang sedang diiringi dengan alat musik rebana, gong, gitar, drum, yang kemudian dipadukan bak musik blues yang dimainkan diatas panggung. Dalam keadaan yang sangat bersemangat malam itu. Dia mulai berfikir dan bermimpi dalam tulisannya.
                Angin melakukan kerjanya seperti biasa didaerah yang cukup dingin. Dengan keadaan cuaca malam yang cukup cerah ditambah semakin keatasnya jarum jam yang ada di dinding rumah. Waktu menunjukan pukul 00.00 WIB. Dengan angka yang seperti itu maka bisa dipastikan keadaan diluar rumah sepi nyenyat, tak ada gerak manusia, tak ada gerak hewan, yang ada hanya gerak daun, ranting yang digerakkan oleh dewa bayu (sebutan angin versi wayang). Ataupun kicauan burung hantu yang menambah merinding dan menggilnya tubuh kurus berbobot 45 kilo gram dan tinggi 163 cm. Udara saat itu sejuk ketika Masuk mealui celah celah pintu atau biasa kita sebut ventilasi dan mengumpul disekitar ruang tamu sebelah selatan ruang dapur dan ruang keluarga. Kata orang, jika didalam rumah terasa adanya angin yang membuat bulu kuduk sedikit tegak, maka disekitar atau didalam rumah itu pula ada sesosok mahluk halus yang mengintai penghuni rumah itu.
                Sebelum tidur ibuku berpesan,
 “nak, jangan lembur terlalu malam. Itu tidak baik bagi tubuhmu, apalagi sekarang kau baru tertular virus dari bapak dan adikmu”
 saya hanya menganggukan kepala tanda menaati pesannya dan sedikit menjawab
“nggeh bu, nanti kalo kerjaan dah selesai, saya baru tidur”
                Ibuku adalah seorang yang selalu mengingatkan anak anaknya ketika hendak tidur. Bukan hanya hendak tidur, tetapi kapanpun saat sedang bersama anak anaknya. Karena ibuku takut jika anaknya melakukan kesalah kesalah kecil dalam hidupnya, dan itu memang bisa berpengaruh ke masa remaja maupun dewasanya. Seorang yang sudah cukup tua jika dibanding dengan tetangga tetangganya. Seorang malaikat bagi anak anaknya yang semuanya sudah memasuki fase remaja dan dewasa. Walapun anak anaknya sudah cukup dewasa, tapi beliau tidak membeda bedakan kasih sayang yang beliau berikan pada kami. Jika kami semua ngumpul dirumah, maka ibu terlihat bahagia. Dan sedih ketika kami mulai berpencar lagi.
                Keluarga kami boleh dikatan keluarga besar dengan memiliki 5 orang anak. 2 anak laki laki, dan 3 anak perempuan. Dengan kelahiran yang bervariasi, selang seling. Pertama anak perempuan, kedua laki laki, begitu seterusnya sampai anak ke lima. Dan aku menempati posisi sebagai anak ke-4. Jika kami semua kumpul dirumah, keadaan rumah pun berbalik drastis. Yang tadinya sepi Cuma ada bapak, ibu, dan adik, kini seperti dipinggiran pasar saat orang orang berjualan.  Ramai dan damai serasa, karena orang orang rumah memang terkenal crewet crewet, uniknya adalah umur kami yang sudah menunjukan kedewasaan sering tidak pas dengan tingkah laku kami yang kekanak kanakan. Mungkin lebih tepatnya dikatan aneh bukan unik.
****
                Denting jarum jam beradu dengan suara bunyi tombol keyboard yang sedang aku mainkan. Saking senangnya belajar menulis kata kata dan mencari kumpulan cerpen di mbah google, tak terasa manusia ini duduk sudah 4 jam didepan layar laptopnya. Dari mulai jam 9 hingga jam 1 malam. Tak apalah demi mencari ilmu, gunung kan kudaki, samudera kan kuseberangi, lautan kan kuselami, dan waktu akan ku lewati. Begitu kata penyair dibuku yang tadi siang barusan ku baca. Perlu kita ingat bahwasanya waktu memang begitu penting, sehari yang kita lalui adalah hidup kita satu hari yang lalu ditambah minus tahun kebelakang sampai waktu kelahiran. Sering kali waktu yang menjadi sahabat kita didunia, sering kali kita gunakan untuk kesia siaan belaka, bahkan untuk bermaksiat dan berfoya foya. Astagfirullah, aku memang manusia yang tak tau diuntung. Sudah diberi waktu sedemikian panjang, tetapi sering kali kubuat untuk tidur tiduran, malas malasan, bahkan kemaksiatan. Ampuni aku ya Rabb.
                Jam 1 berlalu, dengan hasil beberapa referensi cerpen dari teman teman yang biasa nulis di blog, ataupun catatan catatan kecilku untuk pembelajarn penambahan kosa kata untuk menulis. Malam ini memang begitu terasa semangat untuk belajar menulisnya. Karena mungkin sudah lama jari jemari ini tak bekerja sama dengan otak untuk mentransformasikan hasil pemikiran di otak ke  layar laptop. Sejatinya aku suka menulis sejak SMA, tetapi tulisan tulisan yang aku tulis kebanyakaan tak berbobot. Bahkan aneh mungkin, ditambah lagi semua tulisan yang telah saya buat tidak saya simpan. Tetapi tersebar samapai sekarang entah kemana.  Selain menulis untuk diri sendiri, tulisan tulisan yang saya buat hanya sekedar untuk mengerjakan tugas dari guru. Pun saat dibangku perkuliahan menulis hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban sebagai mahasiswa dikelas, jika diberi tugas oleh dosen. Tapi yang saya banggakan adalah ugas yang saya kerjakan jarang yang copy paste dari internet, eh jarang ya. Berarti pernah. Hehe
                Pemandangan hitam diluar rumah kian terlihat, ditambah sepi dengan angin yang sudah berhenti. Cahaya lampu diluar rumah sedikit mengurangi seramnya bagian depan rumahku. Aku beranjak dari  tempatku duduk. Sedikit menggerak gerakan tubuh untuk sekedar mengurangi rasa pegal karena duduk berjam jam. Jarang aku duduk berjam jam seperti ini di depan laptop. Apalagi untuk sekedar belajar menulis. Biasanya 5 jam duduk didepan laptop aku gunakan untuk berlatih dan mengasah kemampuan agar tak tumpul. Menggores nggores pen tablet yang aku beli dari kakak angkatanku yang sejurusan dengan ku. Dengan seringnya berlatih, alhamdulillah saat ini sudah terbiasa, jadi hasilnya juga lumayan bagus. Yah, seni rupa jurusan yang sedang ku geluti saat ini. Dengan keadaan yang bisa dikatakan seimbang dengan obsesiku sebagai komikus dan animator. Apalagi sejak kecil memang suka, bahkan sangat suka sekali dengan dunia gambar menggambar. Jika ada kertas dan pena maka bukan menulis dahulu yang aku lakukan, tapi menggambar. Yah menggambar.
                Tapi sudahlah, saat ini bukan waktunya untuk memikirkan gambar, tapi berfikir bagaimana caraku menyelesaikan tulisan ini. Kembali pada sebuah tujuan besar yang aku tulisan di kalimat pembuka tulisan ini, menulislah maka kau akan dikenang oleh zaman. Menulislah dan terbanglah, terbanglah dengan tulisanmu, maka kau akan bermimpi. Dan mimpimu akan terkenang karena kau menulis.  Dengan bahasa yang mengalir dan mudah dipahami, aku ingin memperbaiki akhlak manusia yang belum mengenal etika, tatakrama, dan pergaulan. Dengan sedikit kata kata yang aku tulis, aku ingin merubah dunia yang gersang menjadi kebun yang hijau. Ah bukan kebun, tetapi sawah yang hijau, hijau belum menguning. Dikala Padi hijau maka menandakan padi itu masih begitu muda, ketika menguning maka padi itu hampir memasuki fase tua dan akhirnya dipanen. Yah hijau yang segar segar, bukan hijau yang loyo loyo, bukan hijau yang sebentar lagi menguning. Karena negeri ini kebanyakan pemudanya loyo loyo, masih berusia muda tetapi semangatnya adalah semangat para orang tua.
                Mengubah dunia dengan menulis, memang sulit, bahkan sangat sulit dan lama. Tapi menulis adalah bentuk perjuangan yang mulia, karena Allah SWT pun sebelum menciptakan kita dan kehidupan ini, diciptakanlah Pena. Pena untuk apa? Menulis. Menulis takdir, kita lebih mengenal lauhful mahfuz. Kemudian setelah menulis Allah SWT menciptakan mahluk mahlukNya. Sungguh maha benar Allah dengan segala FirmanNya. Kita tak pernah tau besok kita kan jadi apa, karena tugas kita bukan menebak nebak takdir, tetapi berusaha dan tawakal.
                Selain menulis, perbuatan mulia yang lain adalah membaca, karena Allah SWT pun pertama kali menurunkan ayatnya adalah perintah untuk membaca. Iqro, bacalah. Bukan asal membaca, tetapi dengan menyebut nama Allahlah kita membaca. Bismillahirrohmaanirrohiim, dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Untuk apa kita membaca dengan menyebut nama Allah, agar kita selalu mengingatNya. Apapun itu, bukan hanya disaat membaca. Disaat belajar, disaat berjalan, pun disaat menulis. Ingatlah Allah Tuhan yang menciptkanamu, ya Ingatlah Allah. Agar hidup kita lebih merasa diawasi olehNya, sehingga kita akan merasa dekat denganNya.
                Kita punya waktu 24 jam dalam sehari, jika kita bisa meluangkan waktu setengah jam untuk menulis, maka luar biasa sekali hasilnya bisa satu lembar, dua lembar, ataupun 3 lembar. Itu bagi yang terbiasa,  bagi yang belum terbiasa sebenarnya tidak masalah. Maka biasakanlah agar terbiasa. Dan orang lain yang membaca tulisan kita akan mendapat 1 hal yang mungkin belum mereka dapat dari semua, yaitu ilmu. Ilmu hasil pengalaman bacaan kita ataupun pengalam kita belajar yang telah kita tulis. Bermanfaatlah bagi orang lain, Al-Qur’an mengajarkan hal itu. Maka menulislah untuk tujuan yang bermanfaat, bukan tujuan untuk yang dibuat buat. Semoga kita semua tetap menjadi hamba yang bemanfaat bagi orang banyak dan bermanfaat bagi negeri ini.
****
                Malam itu aku tertidur di depan televisi, sekitar pukul 2 pagi baru bisa memejamkan mata. Malam serasa tambah sepi nyenyat tak ada tanda tanda diluar rumah yang menunjukan keramaian, keadaan tetap sepi sampai aku dibangunkan bapakku jam 4 pagi untuk sahur. Semangat menulis ini telah kumulai hari ini, juga sebagai evaluasi bagiku agar tidak setengah setengah dalam menulis. Untuk antum yang membaca, semoga bisa bermanfaat. Untuk antum yang belum menyukai menulis, maka tidak ada kata terlambat untuk belajar. Karena menulis itu perbuatan yang mulia. Menulislah maka kau akan dikenang, dan menulislah agar tulisanmu bermanfaat bagi orang lain.
to be continued 




Rabu, 23 Oktober 2013


Senin, 21 Oktober 2013

kecil untuk yang besar

Segala sesuatu itu dimulai dari hal yang paling kecil. Apapun itu, jika kamu ingin membiasakan badanmu bersih, maka mulailah dari yang kecil. Seperti biasakan sikat gigi setelah bangun pagi atau setelah makan, atau cuci tangan setelah keluar rumah, dan lain sebagainya. Segala sesuatu itu dimulai dari yang kecil, karena kecil tambah kecil akan sama dengan lebih besar dari yang kecil. Dari yang kecil itu bisa jadi besar karena terus digerakkan tanpa henti. Kau ingin pandai memimpin, maka gerakkan pikiranmu dan dayahgunakan anak buahmu. Kau ingin pandai menulis, maka gerakkan jari jemarimu dan dayahgunakan otakmu. Kau ingin pandai menggambar, maka biasakan tanganmu dengan gerakkan lemah lembut pada kertas agar hasilnya luarbiasa.
                Segala sesuatu dimulai dari yang kecil. Sebelum kita dewasa, kitapun pernah mengalami masa kecil sebelumnya. Sebelum kita bisa membaca, kitapun memulai dengan mengeja. Sebelum kita kenal tulisan, kitapun mengenal susunan abjad terlebih dahulu. Begitu mulia perbuatan yang dimulai dari hal kecil tetapi konsisten. Yang dibutuhkan manusia untuk sukses adalah konsisten, pun dimulai dari hal yang paling kecil. Karena dari hal hal kecil itu akan berbuah menjadi besar. Manusia dilahirkan dari barang yang sangat kecil, bahkan hina. Yaitu setetes air mani yang beradu dengan sel telur, yang kemudian mengalami proses yang panjang selama 99 hari untuk menjadi bayi kecil yang mungil. Tuh kan, kita saja yang dikatakan mahluk lebih cerdas dari hewan dan tumbuhan, yang mempunyai naluri berfikir dan tak sekedar insting pun adalah tercipta dari barang yang hina. Masih mau sombong kah kita? Masih mau merendahkan orang lain kah jika kita sedang berada dalam struktur jabatan tinggi? Masih mau merendahkan orang lainkah jika kita sudah kaya? Oh tentu sangat tidak seimbang dengan keadaan dirinya, karena manusia bukanlah mahluk yang tiada punya apa apa, hanya Allahlah yang mempunyai segala sesuatu, termasuk manusia lah kepunyaan Allah ta’ala.

-bersambung-

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More