Inilah keluarga, bukan sarang laba laba. Ya keluarga yang selalu
kurindukan, serindu aku merindukan taman surga. Inilah keluarga, tak sekedar
tempat berkumpul dan bercanda. Tetapi tempat untuk mencurahkan isi hati, tempat
berbagi inspirasi. Tempat merubahmu menuju jannah sejati. Ia akan ada, dan
tetap ada dilubuk hatimu. Walau kau jauh, walau kau entah dimana. Tetapi
perasaan indahnya ukhuwah itu akan tetap ada. Sampai kau dewasa nanti, tak
peduli rambutmu beruban atau kulitmu menjadi keriput. Keluarga ini akan tetap
terkenang dalam hatimu. Inilah tempat itu, yang katanya tempat berteduh. Yang
katanya tempat memperbaiki diri. Benar, Memang benar, disini sejuk. Disini
adhem, bahkan bisa saja menjadi dingin. Disini memang ada terik, namun perlu
engkau ingat kawan, terik disini ternyata tidaklah sepanas yang kau bayangkan.
Ketika mulai panas, maka orang orangnya akan selalu ingat Al-Qur’an dan
membacanya, maka jadilah ia sejuk, dan damai. Maka jadilah Al-Qur’an itu
sebagai petunjuknya yang setiap hari orang orangnya semangat membaca dan
mengkajinya. Jangan heran jika orang orang disini jarang mengeluarkan kata kata
kasar pada sahabat sahabatnya. kenapa? Ya, karena disini di ajarkan hal yang
baik baik. Disini di ajarkan bagaimana caranya bertutur yang baik. Itulah
ajaran Islam yang syamil, semua bisa kita peroleh disini, di rumah cinta ini. Engkau
sudah mulai memahami sekarang? Di agenda kita kemarin itu? rasakanlah bahwa
Firman Tuhan itu benar. Firman Tuhan itu membuktikan pada kita bahwa ukhuwah
itu terlalu indah untuk tidak kita jaga bersama.
Simpul Keimanan
“Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang
yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan
semua (kekayaan) yang berada dibumi, niscaya kamu tidak dapat
mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sungguh Dia maha Perkasa, Maha bijaksana.” Q.S Al-Anfal ayat 66
Ya benar sekali bahwa yang mempersatukan kita disini bukanlah karena
kelembagaan, bukanlah ajakan para pendahulu kita. Tapi simpul keimanan inilah
yang akhirnya menyatukan hati hati kita. Untuk membersihkan diri kembali menjadi muslim
yang baik. Atas nama Cinta dan perbaikan, sungguh sore Up Grading kemaren
diwarnai dengan pelangi ukhuwah yang bersinar terang di atas rumah nan sejuk
ini. Memandang kalian penuh rasa bahagia mengharu biru, ternyata saudaraku yang membersamaiku dalam
langkah ini semakin banyak. ternyata Qur’an
surat An-Nasr itu tidak berbohong, dan Allah membuktikan FirmanNya dalam surat
ini. Bahwa aku telah menyaksikan manusia berbondong bondong memasuki agama
Allah, artinya pejuang untuk menegakkan kalimat Allah semakin bertambah. Ya
Rabb, Engkau memang maha perkasa lagi maha bijaksana, Engkau tahu bahwa saat
ini kita butuh benih yang siap bekerja dan bertumbuh untuk mencari benih
selanjutnya. Untuk menyemai kebaikan di kampus kita. Ya Rabb, jagalah Kami selalu
dalam lingkaran CintaMu. Kami tahu kami manusia biasa yang juga sering melakukan
kesalahan kesalahan. Maka jagalah hati kami selalu dalam mahabahMu ya Rabb.
Maka kami selalu berdo’a “Yaa
Muqollibal qulub tsabit qolbi ‘alad dinika wa ‘ala tho’atika”. “Wahai Zat yang membolak
balikan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu dan atas ketaatan kepada-Mu”
Inilah do’a yang harus kita baca setiap saatnya. Agar kita merasa tenang
dan aman. Agar kita selalu didekatkan denganNya. InsyaAllah Allah akan
mengabulkan do’a setiap orang orang yang dekat denganNya. Jangan ragu dan takut
saudaraku. Kami ada selalu untukmu. Kami akan bersama berusaha membimbingmu
menjadi insan yang lebih baik. Disinilah tempatmu untuk meningkatkan
kapasitasmu sebagai seorang muslim yang tangguh. Mempersiapkan bekal untuk masa
depanmu, bahwa kau perlu pedoman untuk hidup di masyarakat nanti. Kau perlu
jalan yang benar untuk kau tapakki menuju Rumah yang benar benar Rumah. Kita
akan menciptakan Cinta, yang tak pernah kau temui sebelumnya saudaraku. Di
Rumah Generasi Cinta Al-Huda ini.
Sekilas perjalanan Up-Grading kemarin cukup membelajarkan kepada kita
bahwa perjalanan ini memang berat. Yang menempuh jalan ini begitu sedikit.
Orang orangnya tidak banyak sebanyak penonton hiburan panggung music. Jalannya
terjal. Banyak rintangan dan hambatan di setiap langkahnya. Ada duri yang siap
menusuk kakimu, ada kerikil tajam yang siap mengganggu langkah kakimu. Oh tidaaaakkkk,
berat yaaa? Berat Kan?Benar, berat sekali saudaraku. Tetapi apakah kita tidak
tergiur dengan tawaran Allah akan Surga’nya yang dibawahnya mengalir sungai
sungai? Akan pahalanya yang begitu besar. Allah menjanjikan balasan yang tak
ternilai harganya bagi orang orang muslim yang berjuang dijalannya dengan sabar
dan ikhlas. Mari bersama membuka Al-Qur’an surat Muhammad ayat 7. Disana tercatat
jelas bahwa “barang siapa menolong agama Allah niscaya Allah akan menologmu”.
Allah akan menolong segala permasalahanmu, jangan anggap bahwa masalah masalah
kita tak ada solusinya. Bukankah Allah telah meringankan beban beban kita, dan
percayalah bersama kesulitan pasti ada Kemudahan yang selalu hadir pada diri
kita. InsyaAllah do’a orang yang selalu senantiasa mengingat Allah baik ketika
duduk, berdiri, ataupun berbaring akan cepat di kabulkan olehNya.
Jangan takut akan berubah menjadi baik, lupakanlah masa lalumu yang
sekiranya menurutmu buruk bagimu. Jika kita berniat untuk benar benar berubah,
maka mustahil bagi Allah untuk tidak mengabulkannya. Biarlah, cukuplah Allah
yang menjadi tujuan utama kita, niat kita disetiap perbuatan kita, dan kerja
kerja kita.
ebuah ukhuwah itu terasa nikmat dengan simpul keimanan yang menyatu, maka
3 hal utama dalam diri seorang muslim tidaklah boleh ditinggalkan. Ketika
beberapa bulan kedepan kita akan bekerja keras melakukan perbaikan di kampus kita,
maka untuk menyempurnakan itu semua kita butuh sebuah dasar untuk bergerak dan
kekuatan langit untuk menguatkan langkah langkah kita. Maka Ruhiyah, Fikriyah,
dan Jasadiyah kita harus seimbang satu sama lain, itulah yang membedakan kerja
Lembaga Dakwah Kampus dengan lembaga lainnya.
Ruang Ruhiyah
Ketika Al-Qur’an
menjadi pedoman hidup, maka yang harus di lakukan seorang muslim disetiap
harinya adalah membaca dan mengamalkannya. Ketika belum bisa membaca, maka
pelajarilah. Ingat surat pertama yang Allah turunkan pada Rasulullah di gua
hira kala itu, “Bacalah” maka ketika itu Nabi menjawab aku tak bisa membaca,
maka kemudian malaikat Jibril membacakannya surat Al-Alaq tersebut. Nabi
kemudian pulang dan menceritakan kejadian tersebut pada istrinya Khaidijah.
Maka hadijah kemudian menyelimutinya dan kemudian Allah kembali menurunkan surat
Al-Mudassir lewat malaikat Jibril. “Wahai orang orang yang berselimut,
bangunlah dan beri peringatan”. Maka pada saat itu nabi sadar akan amanah yang
begitu berat di embannya, lantas beliau segera bangun dan memulai perjalanan
dakwahnya.
Perintah Allah, Baca. Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu. Setiap manusia diwajibkan untuk membaca, setiap
muslim diwajibkan untuk membaca dengan nama TuhanNya. Dengan nama Allah.
Kembali pada ruang ruhiyah kita. Dengan kewajiban membaca Al-Qur’an bagi setiap
hambaNya, maka setiap muslim diwajibkan untuk bisa membaca. Langkah apa yang
harus di lakukan untuk bisa, mempelajari. Pelajari cara membacanya,. Membaca
Al-Qur’an ada aturan khusus, ada tata caranya. Maka ketika engkau belum bisa,
pelajarilah tatacaranya agar kau selamat dunia Akhirat.
Al-Qur’an bukanlah sebuah
catatan usang yang kita bosan membacanya, atau kita letakkan diatas lemari kita
sehingga berselimut debu. Ia adalah pedoman, bagi siapa saja yang mau membaca
dan memperlajarinya. Ia adalah petunjuk untuk kita agar kita punya jalan menuju
Jannah. Ia adalah sahabat terbaik kita dikala kita tak punya teman bercerita
lagi, sambil meneteskan air mata tumpah ruah bermunajat pada Allah dan
ceritakan segala keresahan dalam hatimu padaNya, insya Allah hatimu akan
tenang. Setenang padi padi hijau di ladang petani, setenang cuaca gunung yang
sejuk indah nan menentramkan. Setenang kita memandangi sunset di barat
khatulistiwa. Indah sekali ketika Al-Qur’an selalu kita pegang erat
kehadirannya. Ia yang akan menjadi penolong kita dikala kita sudah tertidur
menunggu hari akhir di ruang sempit, gelap, sendiri, sepi, taka ada kawan lain.
Ia akan menerangi kita di kubur kelak. Bacalah, pelajarilah dan ajarkanlah.
Ruang Ruhiyah adalah kekuatan
langit bagi tiap tiap aktivis dakwah sebagai ruang amal sekaligus ruang
menenangkan diri. Jangan kita siksa diri kita dengan tidak pernah membacanya,
bahkan tidak mengkajinya. Kekuatan ruhiyah inilah yang akan membedakan kita
dengan kerja lembaga lain, bahwa aktivitas ruhiyah diwajibkan untuk selalu ada
dalam tiap ruh aktivisnya. Aktivitas Ruhiyah bukan hanya sebatas sekedar
membaca Al-Qur’an saja. Tetapi dengan menghidupkan sholat sholat wajib dan
sunah, amalan sekedah. Dan masih banyak lagi. Ketika sholat sunnah maka inilah
yang menjadikan setiap aktivis bisa tenang dalam setiap sujudnya. Ia ingin
selalu dekat dengan yang Maha Kuasa. Ia menjadikan sholat Dhuhanya sebagai
sedekah tiap pagi, dan sarana memohon agar diberi kenikmatan Rizki dan sehat.
Ia menjadikan sholat tahajudnya sebagai sarana meminta pertolongan dalam ruang
kesendirian, sarana bercengkerama dengan Allah. Bahwa dengan menghidupkan
sholat ini, kita akan terbiasa disiplin dengan waktu. Sudahkah kita menghidupi
ruhiyah kita sehari hari?
Ruang Fikriyah/Fikroh
Seorang muslim
ketika melakukan amal amalannya, ia butuh sebuah dasar dalam bergerak melakukan
kerja amalnya. Ia butuh sebuah kepahaman dalam bertindak sesuai apa yang
dikerjakannya. Ia butuh ruang berpikir dan mengkaji sebuah ilmu apa apa yang
seharusnya menjadi keutamaan seorang muslim. Maka setiap diri aktivis perlu
sebuah tempat khusus untuk meningkatkan kepahaman para aktivis ini dibidang
keilmuan. Kita perlu sering sering berdiskusi dan mengikuti atau mendengarkan
kajian kajian para ustad. Ketika berdiskusi, maka sebenarnya itu adalah sarana
yang baik untuk membelajarkan kita dalam aspek berbicara. Satu orang
menyampaikan sebuah topic, kemudian anggota diskusi menanggapi. Nah ini yang sekarang
perlu kita benahi bersama dalam lingkup lembaga dakwah kampus yang sepertinya
semakin berkurang. Ketika mengikuti kajian, maka ini adalah sarana wajib bagi
setiap anggota lembaga dakwah untuk sarana memperbaiki diri dibidang ilmu
agama. Ada banyak alasan anggota LDK yang masuk ke dalam lembaga ini dengan niat
untuk memperbaiki diri dalam hal kepahaman ilmu agamanya. Maka mari bersama
bergandengan tangan mengkaji dan belajar ilmu agama yang saat ini sudah banyak
diadakan di kampus kampus. Bahkan gratis, tak berbayar sedikitpun. Ketika
setiap hari kita menyediakan waktu kurang lebih setengah jam untuk berdiskusi,
1 jam untuk membaca, atau 1 jam untuk mengikuti kajian, insyaAllah setahun
kedepan kepahaman kita akan ilmu agama akan bertambah pesat. Untuk menambah
fikroh kita sendiri banyak sarana yang bisa digunakan, misalkan membaca buku,
atau membaca artikel di internet lewat laptop atau gadget. Atau mendengarkan
ceramah ceramah di radio setiap habis sholat subuh, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, semakin ruang
ruang diskusi itu kita jalankan demi kemajuan kita bersama dalam hal fikroh,
maka yakinlah bahwa ketika ada orang lain yang ingin menggoncangkan iman kita
lewat debat logika, insyaAllah kita bisa membalikkan keadaan. Sekarang ini
banyak orang orang liberal, sekuler, bahkan tak berTuhan mengartikan ayat ayat
semau mereka sendiri dan berpikir atas dasar logika mereka sendiri, maka dari
itu untuk membentengi itu semua kita perlu mengasah otak kita dari segi ilmu
dan pemikiran. Agar nantinya nilai nilai islam itu sendiri bisa kita ajarkan
kepada sahabat sahabat kita disekitar kita.
Ruang Jasadiyah
Jika kita
kembali membaca mengenai 10 kepribadian muslim yang baik, maka di nomor 5 akan
kita temukan bahwa seorang muslim yang baik adalah juga seorang muslim yang
memiliki jasmani yang kuat. Artinya ia mampu bekerja masksimal dalam tugas
tugasnya, ia mampu bertahan dari penyakit. Perlu kita ketahui bersama bahwa
kebanyakan penyakit para aktivis adalah penyakit tipus. Penyebab penyakit ini
karena telatnya makan. Mungkin karena aktivis terlalu sibuk menggarap
kerjaanya, sehingga lupa akan jadwal makannya dan kemudian akhirnya sakit. Maka
perlu suplay makanan sehat untuk menunjang jasadiyah para aktivis terutama di
lembaga dakwah kampus. Bahkan untuk telat makanpun, seharusnya kita jauh dari
itu. Maka ruang jasadiyah kembali menjadi tameng utama dalam gerak nyata kerja
kita.
Dengan sarana olahraga atau olah
tubuh setiap hari. Kesehatan bisa dengan mudah kita dapatkan. Karena memang
akhir akhir ini banyak para aktivis yang kurang berolah raga, akhirnya banyak
yang sakit pula. Termasuk saya sendiri. Oleh karena itu, diharapkan di tahun
ini kita kembali meningkatkan kegiatan internal kita dengan memerbanyak olah
raga agar tubuh menjadi sehat. Ketiga hal itu adalah kekuatan yang harus kita
miliki bersama untuk kemajuan dakwah islam di kampus kita.
“Persiapkan bekal perjalanan,
kita akan berlayar ke arah kiblat. Kita akan bersama mencoba menjadi air Zam
Zam bagi orang orang digurun. Dengan Cinta kita bekerja, menuju peradaban
kampus yang islami dan bersiap mencetak generasi muda Rabbani”
Subhan Abrori
Yogyakarta, 12 maret 2014